TRIBUNNEWSCOM, MAJALENGKA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka menggelar nonton bareng (nobar) Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara di halaman Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka. Kasubid Apresiasi dan Penghargaan-Pusat Pengembangan Perfilman Kemdikbud, Dini Indrawati sangat antusias dan berharap generasi muda y
Trailer & SinopsisAisyah adalah seorang sarjana yang baru saja lulus. Ia tinggal di sebuah kampung dekat perkebunan teh yang sejuk dan sarat dengan nilai religius di Ciwidey, Jawa Barat bersama Ibu dan adik laki-lakinya. Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Ia ingin mengabdikan dirinya sebagai seorang guru. Suatu hari, Ia mendapatkan telpon dari yayasan tempat ia mendaftarkan diri. Tenyata ia sudah mendapatkan tempat untuk mengajar. Sebuah lokasi yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya bernama Dusun Derok, di Kabupaten Timur Tengah Utara. Penempatan ini menjadi konflik kecil dengan ibunya. Akan tetapi karena kerasnya niat, Aisyah memutuskan untuk tetap berangkat ke NTT. Dari awal kedatangan, ia sudah merasa asing. Apalagi ketika datang, masyarakat salah menganggapnya sebagai Suster Maria, hanya karena sama-sama memakai kerudung. Memang masyarakat mengharapkan kedatangan Suster Maria sebagai guru di kampung tersebut. Sehingga ketika kesalahpahaman ini sudah bisa diatasi, ia tetap merasa gamang. Awal sebagai guru, ia harus menghadapi kebencian salah satu muridnya bernama Lordis Defam. Awalannya ia tidak tahu kenapa Lordis membencinya, bahkan mempengaruhi teman-teman sekelasnya sehingga tidak mau masuk sekolah. Belakangan lewat kepala dusun, Aisyah mengerti bahwa kedatangannya sebagai guru yang muslim dianggap musuh oleh Lordis Defan yang beragama Katolik. Pemahaman itu dimengerti oleh Lordis Defam lewat pamannya, yang ketika konflik Ambon berlangsung ia berada di kota tersebut. Bisa bertahankakah Aisyah di sana untuk mewujudkan cita2nya?Sekilasfilm Aisyah Biarkan Kami Bersaudara ini mengusung tema religi namun sebenarnya film ini mengakat tema persatuan dan menghargai. Dengan pengambilan film di tanah NTT, latar cerita tampak sangat nyata dengan perbedaan kepercayaan yang ada, apalagi hal tersebut nyata di terjadi Indonesia sendiri.Tidakheran momen ini selanjutnya dipilih utk launcing film-film bertopik pendidikan. Sesudah MARS di awal bln, di pekan ke3 Mei ini hadir Aisyah : Biarkan Kami Bersaudara. Tidak cuma pendidikan, film yg disutradarai oleh Herwin Novianto ini pun mengambil misi lain soal keragaman & keadaan di wilayah Indonesia Timur.Kamisangat menghargai setiap data yang Anda bagi dengan kami. Silakan lihat laman Kontribusi untuk keterangan lebih lanjut. Persari mendatangkan 12 teknisi India untuk membuat Djandjiku (1956).
Aisyah Biarkan Kami Bersaudara (English: Aisyah, Let Us be a family) is a 2016 Indonesian film produced by Film One Productions and directed by Herwin Novianto.The film was about a Muslim women who become teacher in a Catholic village. Shooting location was on Atambua, East Nusa Tenggara.The film starred Laudya Cynthia Bella, Lidya Kandau, Arie Kriting, and Ge Pamungkas.
Aisyah Biarkan Kami Bersaudara: Directed by Herwin Novianto. With Laudya Cynthia Bella, Agung Isya Almasie Benu, Wilhelmina Seo Enok, Lydia Kandou. A Muslim woman who become teacher in a Catholic village in Atambua, East Nusa Tenggara.YxCT8.