Sayarasa, ada beberapa kekurangan dalam novel ini, yang pertama penggunaan bahasa yang agak terbelit-belit membuat pembaca yang tidak terbiasa dengan gaya bahasa Ziggy akan kesulitan membaca. Kemudian, penggunaan kalimat kalimat dalam bahasa Inggris yang membuat pembaca sedikit kesulitan, menimbang banyaknya kalimat yang menggunakan bahasa
Judul Jakarta Sebelum Pagi Penulis Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Penerbit Grasindo Tahun Terbit Cetakan pertama, Mei 2016 Tebal Halaman 270 “I’m abnormal, and proud.” hal 161 Sinopsi “Jam tiga dini hari, sweter, dan jalanan yang gelap dan sepi…. Ada peta dan petunjuk; dan Jakarta menjadi tempat yang belum pernah kami datangi sebelumnya.” Mawar, hyacinth biru, dan melati. Dibawa balon perak, tiga bunga ini diantar setiap hari ke balkon apartemen Emina. Tanpa pengirim, tanpa pesan; hanya kemungkinan adanya stalker mencurigakan yang tahu alamat tempat tinggalnya. Ketika–tanpa asa takut–Emina mencoba menelusuri jejak sang stalker, pencariannya mengantarkan dirinya kepada gadis kecil misterius di toko bunga, kamar apartemen sebelah tanpa suara, dan setumpuk surat cinta berisi kisah yang terlewat di hadapan bangunan-bangunan Kota Jakarta. Resensi Kalau berselera dengan sajian romance yang absurd, absurd dan absurd sengaja diperbanyak dan ga menye-menye, Jakarta Sebelum Pagi bisa jadi pilihan yang tepat. Novel ini bisa masuk dalam kategori absurd-romance-family-friendship-absurd. Dengan alur dan karakter yang absurd pula. Dimulai dari Emina, gadis seriusfobia dan fokusfobia yang menemukan dirinya tengah di-stalker-in babirusa karena wujudnya ambigu antara babi atau rusa. Tak mengindahkan nasihat Nissa The Yan Pi yang berkata bahwa mencari stalker yang menstalker lo itu ga ke-Jakarta-an banget. Penelusuran itu mempertemukan Emina dengan Suki, gadis cilik dua belas tahun yang-nggak-kayak-gadis-cilik-dua-belas-tahun, yang kedewasaannya mengingatkan saya pada Artemis Fowl versi cewek. Rahasia pun terbongkar, kalau ternyata stalker yang melakukan aksi Operasi Bunga Terbang di jendela apartemen Emina selama ini, adalah Cogan The Next Door, yang GGS Ganteng-Ganteng Sinting yang tak lain adalah Abel. Abel hadir tidak kalah absurdnya dengan Emina. Sentuhanfobia dan suarafobia yang dideritanya akibat masa kecilnya yang harus dilewati di tengah Perang Saudara Aljazair. Perang yang tidak hanya merenggut kedua orang tuanya, namun juga keberaniannya menghadapi dunia. Hubungan mereka pun berlanjut. Midnight excursion keliling Jakarta dengan petunjuk surat dari masa lampau, lambat laun memperat mereka. Tempat-tempat yang mereka kunjungi adalah bangunan tua peninggalan jaman penjajah. Seperti kantor Asuransi Jiwasraya, Kali ini bukan lagi antara si stalker dengan yang di-stalker-in, tapi antar tetangga apartemen yang masing-masing punya keanehan sendiri. Abel yang bisa mati kapan saja hanya dengan teriakan atau sentuhan. Dan Emina, yang kadang ucapannya bisa jadi racauan tak berelevansi. Dialog-dialog mereka berdua mengalir apa adanya. Sederhana, abtrak tapi manis yang kadang bisa jadi membingungkan sebagaimana karakter yang dibawa Emina, Bagian tangga darurat dengan selimut, headphone, dan papan tulis di tengah petir malam hari adalah yang paling memorable. Yah, walau ending-nya bikin meringis, sih. “Karena kamu bukan keluarga saya! Kalau saya berbuat bodoh sekali saja, saya bisa dengan mudah kehilangan kamu; dan saya nggak mau kehilangan kamu!” hal. 170 Saya suka bagaimana penulis memunculkan Pak-Ternyata-Bukan-Meneer menjadi kunci hubungan Abel dan Emina. Penambahan karakter para jompo juga menambah warna novel ini. Fakta kalau Emina mudah dekat dengan manula mengingatkan saya dengan sosok nenek di samping rumah pinjaman sewaktu saya KKN di sebuah desa. Yang sebenarnya para manula itu ga cuma pencerita yang ahli, tapi mereka juga bisa jadi pendengar yang baik. Ada selipan pengetahuan random seperti; bahasa kedua resmi di Aljazair adalah bahasa Prancis. Upacara minum teh ala Jepang. Nillmij adalah singkatan nama resmi Jiwasraya. Dan asal-usul nama Emina Nivalis yang cantiiik banget huhuhu Saya juga suka banget sama ilustrasi yang diselipin di tiap sub-babnya. Ketidakkonsistenan antara bahasa formal dan tidak formal menurutku normal-normal saja. Karena penggunaannya berbeda dan melihat siapa tokohnya. Seperti kalau Emina ngobrol bareng Nissa itu pake gue-elo. Sementara Abel dengan santun mempertahankan Saya-kamunya pada Emina. Soal sistem kasta babi yang berserakan dinovel ini bagi saya adalah salah satu kekhasan dari Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang selalu terasa baru dan absurd. Penggunaan font yang berganti antara Times New Roman dan Calibri kalau ga salah di beberapa halaman, tanpa alasan yang jelas atau sebenernya akunya yang ga nangkap maksudnya, sih?, sedikit mengganggu. Bintang 4,5 – 0,5 = 4 atas ketidakhati-hatian Grasindo dalam memilih cover. Kaget juga sih waktu nengok covernya I’ll give You The Sun milik Jandy Nelson. Mirip pake banget! Dan ada beberapa butir typo yang sebenarya sangat disayangkan. Terakhir, Kak Ziggy ga pernah bikin aku kecewa, sih. Cmiwiw! “Di buku itu–Hollow City–ada tokoh pemuda Gipsi yang perlahan-lahan jadi invisible. Dimulai dari kakinya, setiap hari, semakin banyak anggota tubuhnya yang jadi nggak terlihat.” “Tumbuh dewasa rasanya seperti itu. Waktu masih kecil, semua orang perhatian. Tapi begitu dewasa, sedikit demi sedikit, kamu hilang dari pandangan. Makannya, orang dewasa pakai makeup, berdandan rapi, pakai baju bagus…. Karena kalau nggak, nggak akan ada yang melihat mereka. Penampilan, bagi orang dewasa, itu seperti baju untuk manusia transparan–membuat orang sadar kalau mereka ada. Karena biasanya, di dunia orang dewasa, orang-orang nggak punya cukup perhatian untuk menunggu kamu bicara dan bilang kalau kamu ada. ” hal 40-41
ResensiBuku: Jakarta Sebelum Pagi. Mawar, hyacinth biru, dan melati. Dibawa balon perak, tiga bunga ini diantar setiap hari ke balkon apartemen Emina. Tanpa pengirim, tanpa pesan, hanya kemungkinan adanya stalker mencurigakan yang tahu alamat tempat tinggalnya. Ketika -tanpa rasa takut- Emina mencoba menelusuri jejak sang stalker
Penulis Ziggy Zezsyazeoviennazabriskie Penyunting Septi Ws Penerbit Grasindo Tahun Terbit Cetakan Kedua, Februari 2017 Halaman 270 ISBN 978-602375-843-2 Mawar, hyacinth biru, dan melati. Dibawa balon perak, tiga bunga ini diantar setiap hari ke balkon apartemen Emina. Tanpa pengirim, tanpa pesan, hanya kemungkinan adanya stalker mencurigakan yang tahu alamat tempat tinggalnya. Ketika –tanpa rasa takut- Emina mencoba menelusuri jejak sang stalker, pencariannya mengantarkan dirinya kepada gadis kecil misterius di toko bunga, kamar apartemen sebelah tanpa suara, dan setumpuk surat cinta berisi kisah yang terlewat di hadapan bangunan-bangunan tua Kota Jakarta. My Review Akhirnya, satu lagi karya Ziggy yang saya baca. Entah kenapa saya masih penasaran dengan karya-karya penulis bernama unik ini meskipun beberapa novelnya kurang saya sukai. Hal itu pernah saya bahas di sini. Kembali lagi ke Jakarta Sebelum Pagi, sejak awal saya dibuat sangat tertarik dengan blurb-nya yang misterius. Seolah-olah buku ini akan bercerita tentang usaha Emina mencari tahu siapa stalker-nya dan apa hubungannya dengan surat-surat misterius itu. Kenyataannya, sosok si stalker sudah diberi tahu di bagian awal cerita nggak awal banget, sih, tapi menurut saya masih di bagian awal novel. Namanya Abel, korban Perang Aljazair, dan fobia terhadap suara dan sentuhan. Ternyata Abel adalah cucu dari teman kecil Emina dulu yang tinggal di sebelah rumah kakek-neneknya. Abel ingin kembali berteman dengan Emina tetapi terlalu malu untuk memulai sehingga menggunakan cara unik, mengirim bunga dengan tiga balon perak, melalui pertolongan Suki, gadis kecil yang bekerja di toko bunga. Kekuatan novel ini bukan terletak pada alurnya yang biasa saja, melainkan keunikan tokoh-tokohnya. Emina sebagai tokoh utama adalah perwakilan millennial zaman sekarang, bekerja di perusahaan karena tidak tahu mau melakukan apa lagi selain bekerja, hidup sendiri di apartemen karena orang tuanya sudah meninggal, dan seminggu sekali berkunjung ke rumah kakek-neneknya yang dia sebut dengan Rumah Para Jompo. Dia juga berteman dengan seorang kakek yang tinggal di sebelah Rumah Para Jompo dan memanggilnya Pak Meneer. Sering menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari dan terobsesi dengan babi setelah membaca buku Animal Farm. Celetukan-celetukan Emina khas sekali, kadang ditandai dengan tanda kurung yang menyebutkan bukan pengalaman pribadi’. Cara berpikirnya pun seperti anak muda kebanyakan, ingin dilihat orang agar tidak terabaikan dengan cara gonta-ganti warna rambutnya dengan warna-warna ajaib. Selain Emina, ada lagi tokoh Suki. Suki inilah yang disebut sebagai gadis cilik misterius di toko bunga. Toko bunga sekaligus tea room. Toko bunga tersebut milik kakaknya, Suki membantu menjaga tea room setiap pulang sekolah. Suki digambarkan sebagai anak kecil yang terlalu dewasa dan bijak untuk anak seumurannya. Memegang teguh prosesi afternoon tea dan memiliki banyak hewan peliharaan di apartemennya. Ajaib sekali, anak sekecil Suki sudah ditinggal pergi-pergi oleh kedua orang tuanya dan hanya tinggal bersama kakaknya. Suki ini yang memberi tahu Emina bahwa yang mengirim bunga-bunga dan surat melalui balon perak itu adalah dia dan dia disuruh oleh Abel. Abel adalah pemuda berusia 24 tahun yang fobia suara dan sentuhan akibat trauma yang dia alami saat masih tinggal di Aljazair bersama kedua orang tuanya. Orang tuanya tewas di sana lalu Abel diadopsi oleh Pak Meneer sebagai cucunya. Dia sempat tinggal di Belanda sebelum akhirnya kembali lagi ke Jakarta dan tinggal di apartemen yang bersebelahan dengan Emina. Abel menemukan setumpuk surat-surat misterius yang membuatnya penasaran. Namun, ia tidak ingin penasaran sendiri, ia memberi surat itu kepada Emina, dan akhirnya mereka berdua menyusuri tempat-tempat di Jakarta yang disebutkan dalam surat tersebut. Satu lagi adalah tokoh favorit saya, Nissa. Teman sekantor Emina yang gaya berpikirnya juga mewakili orang Jakarta kebanyakan. Sangat waspada terhadap stalker atau orang aneh yang mengusik hidupnya dan berusaha hidup senormal mungkin seperti orang-orang kebanyakan. Kenapa Nissa yang jadi tokoh favorit saya? Karena dia satu-satunya karakter yang menurut saya normal, yang lainnya aneh semua, hahaha. Namun, seperti yang saya bilang di awal, keanehan itu menjadi kekuatan tersendiri dalam novel ini. Dari alur cerita, novel ini sebenarnya biasa saja. Emina dan Abel yang mengunjungi tempat-tempat di Jakarta yang disebutkan dalam surat. Kanal Molenvliet, Nillmij, Planetarium jadi ini gedung lama, ya? saya baru tahu, dan Museum Taman Prasasti. Bedanya, mereka berdua mengunjungi tempat-tempat itu pada dini hari sekitar jam 3-4 pagi. Kenapa? Karena kalau sudah siang Jakarta ramai dan Abel fobia suara. Hal inilah yang akhirnya membuat novel ini berjudul Jakarta Sebelum Pagi. Sayang sekali, meskipun judulnya Jakarta Sebelum Pagi, penggambaran suasana tempat-tempat bersejarah yang dikunjungi Abel dan Emina pada dini hari tersebut malah kurang tergali dan kurang menggerakan cerita, kecuali Abel dan Emina yang semakin akrab setelah kunjungan-kunjungan itu. Poin utama dalam novel ini adalah benarkah surat-surat itu milik Pak Meneer dan kepada siapa surat itu ditujukan? Apakah ada hubungannya dengan teman Pak Meneer yang sakit bertahun-tahun dan tak pernah keluar dari kamarnya? Kemisteriusan Pak Meneer dan temannya inilah yang membuat saya terus membaca novel ini. Sejak membaca surat-surat tersebut, saya sudah mendapat sedikit gambaran tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan pasangan tersebut. Ternyata tebakan saya meleset sedikit dan saya ikut terkejut dengan apa yang terjadi pada teman misterius Pak Meneer. Akhir kata, meskipun bukan yang paling seru, novel Jakarta Sebelum Pagi bisa menjadi bacaan ringan di kala penat melanda.
BukuJakarta Sebelum Pagi karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. 'Jam tiga dini hari, sweter, dan jalanan yang gelap dan sepi . Ada peta, petunjuk; dan Jakarta menjadi tempat yang belum pernah kami datangi sebelu Buku Novel. Teenlit. Jakarta Sebelum Pagi; Jakarta Sebelum Pagi. 4.21 avg rating - 1362 Goodreads ratings. Rp 59.000. Hemat Rp
Jakarta Sebelum Pagi – Harus diakui bahwa novel dengan genre misteri memiliki keunikannya tersendiri yang membuatnya digemari oleh berbagai kalangan pembaca novel. Jika Grameds bertanya kepada seseorang yang begitu menggemari novel genre misteri, setidaknya akan ada beberapa hal yang kemungkinan mereka akan jabarkan. Mulai dari alur ceritanya yang begitu sulit ditebak, karakter-karakternya yang unik dan cenderung nyentrik, atau bahkan makna filosofis di dalam cerita tersebut. Meskipun genre misteri bukanlah genre untuk semua orang, mereka yang begitu menggemari novel dengan genre tersebut akan dengan senang hati memburu kisah-kisah misteri baru. Sekilas tentang Novel Jakarta Sebelum PagiDetail Novel Jakarta Sebelum PagiSinopsis Novel Jakarta Sebelum PagiReview Novel Jakarta Sebelum PagiProfil Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Penulis Novel Jakarta Sebelum PagiRekomendasi Novel Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Lainnya1. Semua Ikan Di Langit2. Di Tanah Lada2. Tiga Dalam KayuBuku Best Seller NovelArtikel Terkait Rekomendasi Novel Sekilas tentang Novel Jakarta Sebelum Pagi Beruntung, di Indonesia terdapat banyak sekali novel dengan genre misteri yang tersebar di berbagai toko buku. Novel-novel ini dapat dikatakan memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, membuat pembaca diberikan pilihan melimpah jika ingin menjajal novel misteri. Di toko Gramedia sendiri, Grameds dapat dengan mudah menemukan berbagai jenis novel misteri yang dapat dikategorikan dari penerbit, penulis, hingga sub-genre dari novel tersebut. Dalam kesempatan kali ini, kami akan mencoba merekomendasikan salah satu novel misteri yang terbilang unik. Judul dari novel ini adalah “Jakarta Sebelum Pagi”, karangan penulis dengan nama yang cukup unik dan menarik banyak perhatian Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Buku ini kali pertama terbit pada Februari 2016 oleh penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia Grasindo. Sebelum kita mendalami alur dan review mengenai novel ini, mari kita pelajari terlebih dahulu terkait detail buku karya penulis asal Bandar Lampung ini. Yuk, kita simak bersama-sama pembahasan di bawah ini. Detail Novel Jakarta Sebelum Pagi Tahun Terbit Februari 2016 Penerbit Grasindo Jumlah Halaman 280 halaman Panjang dan Lebar Buku 20 cm x 13,5 cm Perkenalkan, namanya Emina, pekerja kantoran biasa dengan keunikannya tersendiri. Dimulai dari namanya saja, tidak ada yang menduga bahwa “Emina” adalah versi kebarat-baratan dari nama “Aminah” khas Timur Tengah. Dan tentunya masih banyak keunikan lain yang sosok tersebut miliki. Kehidupannya juga terbilang normal-normal saja, tidak ada yang begitu spesial kecuali sifat eksentriknya yang membuat hari-harinya lebih dari biasa saja. Masa lalunya juga dapat dikatakan biasa-biasa saja meskipun orang yang kali pertama mendengarnya menganggap itu luar biasa. Orang tua dari Emina sudah meninggal sejak dirinya masih kecil, membuatnya tinggal bersama kakek, nenek, dan adik dari kakeknya di sebuah daerah di kota metropolitan. Dikarenakan rumah tersebut penuh dengan orang-orang tua, Emina menjuluki rumahnya sebagai “rumah para jompo”. Kenormalan dalam hidup Emina berubah seketika saat dia menerima surat misterius dari pengirim yang tidak kalah misterius. Bukannya merasa khawatir atau semacamnya, Emina justru malah tertarik untuk mencari tahu siapa pengirim surat tersebut dan alasan kenapa dia mengirimkan surat ini. Rasa ingin tahu Emina terhadap sang pengirim misterius ini sudah sampai di titik bahwa dia menganggap pengirim surat ini sedang menguntit dirinya. Dan wajar saja Emina berpikir seperti itu, mengingat dirinya mendapatkan surat ini dengan cara yang unik pula. Dalam pencariannya terhadap pengirim surat itu, kelihatannya takdir membawanya untuk bertemu sejumlah orang yang tidak kalah eksentrik dengan dirinya. Emina berkenalan dengan banyak sekali orang-orang unik yang mau membantunya menyelidiki surat misterius ini. Yang pertama ada Suki, bocah SD keturunan Arab-Jepang yang terobsesi dengan seni minum teh ala Jepang. Suki mempunyai kakak bernama Keiko, yang kebetulan merupakan pemilik dari toko bunga, tidak jauh dari apartemen Emina tinggal. Namun, sosok yang banyak membantu Emina dalam penyelidikannya tersebut adalah Abel. Laki-laki ini menjadi cucu angkat dari keluarga Suki dan Keiko, yang memiliki masa lalu kelam akibat menjadi saksi tewasnya orang tuanya dalam perang kemerdekaan Aljazair. Akibatnya, ini perlahan membentuk phobia Abel akan suara dan juga sentuhan. Meskipun begitu, hal ini tidak menyurutkan Abel untuk menolong Emina mencari tahu makna serta dalang di balik surat misterius ini. Karena phobia Abel yang sudah mencapai tahap kronis, keduanya memutuskan untuk melakukan investigasi terhadap surat misterius ini pada malam hari. Tetapi, selain sosok yang ingin membantu Emina memecahkan masalahnya, ada juga orang yang justru berusaha mencegah Emina untuk tidak berurusan dengan surat misterius tersebut. Adalah Nissa, rekan kerja Emina, yang menyarankan dirinya untuk mengabaikan surat misterius ini. Tentunya bukan tanpa sebab Nissa melarang Emina untuk ikut campur dengan surat misterius ini. Dirinya hanya khawatir dengan keselamatan rekan kerjanya jika dia terus memaksakan untuk menginvestigasi surat misterius ini. Sayang, tampaknya tekad Emina untuk mencari tahu serba-serbi mengenai surat misterius ini sudah bulat. Bersama dengan Abel, Emina mengunjungi satu lokasi ke lokasi lainnya demi menemukan misteri di balik surat ini. Apakah Emina dan Abel berhasil memecahkan dan mengungkap rahasia dari surat misterius ini? Atau justru mereka malah terjerumus ke sesuatu yang lebih besar dari yang mereka kira? Review Novel Jakarta Sebelum Pagi Jika kita mengacu kepada sinopsis di atas, kelihatannya novel Jakarta Sebelum Pagi memiliki cerita yang cukup menjanjikan dan bisa memuaskan pembaca yang mau repot-repot membeli novel ini. Singkatnya, keeksentrikan dan keunikan dari novel ini adalah keunggulan utama yang banyak disinggung pembaca. Grameds bisa lihat dari sejumlah karakter yang sudah disebutkan di atas tadi. Emina, Suki, dan juga Abel, adalah salah satu dari beberapa dari banyaknya karakter yang unik dan eksentrik, sampai-sampai beberapa dari pembaca tidak yakin bisa menemukan sosok macam mereka di dunia nyata. Dan ini bukanlah sesuatu yang buruk di sejumlah mata pembaca. Lagipula, novel Jakarta Sebelum Pagi adalah karangan fiksi, sehingga tidak masalah jika tokoh-tokoh di dalamnya terlihat aneh, unik, nyentrik, atau misterius. Ini semua memang bertujuan untuk menciptakan karakter yang bisa dikenang di ingatan pembacanya. Keunikan novel ini tidak hanya berhenti sampai di karakternya. Justru, alur dari novel ini dianggap oleh sejumlah pembaca sebagai salah satu alur cerita paling unik yang mereka pernah baca. Keunikan dari alur novel ini sudah sampai di titik mereka hampir tidak memahami isi cerita dari novel ini. Gaya kebahasaannya yang terkadang nyeleneh dan seenaknya, alurnya yang terkesan kesana dan kemari, hingga membuat pembacanya kebingungan sudah sampai mana membaca isi dari cerita ini, dianggap sebagai daya tarik yang membuat mereka terus ingin membaca novel Jakarta Sebelum Pagi. Meskipun begitu, karakter dan cerita yang eksentrik tidak bisa memikat semua kalangan pembaca. Malah ada beberapa yang tidak menyukai hal-hal tersebut karena membuat cerita dari novel ini tidak jelas dan tidak terarah, sehingga mereka bingung dalam membacanya. Beberapa malah menganggap alurnya terkesan ngasal, dan dibuat sedemikian rupa agar terlihat “unik”. Memang benar para pembaca menganggap hal ini sebagai “unik”. Tapi, kata “unik” dalam kasus novel Jakarta Sebelum Pagi justru mengarah ke konotasi negatif. Ini diakibatkan karena sulitnya pembaca memahami isi cerita karena betapa “uniknya” novel ini. Ada sejumlah pembaca yang berpikir kalau penulis memiliki terlalu banyak ide dan menuangkannya ke dalam satu novel, sampai-sampai premis dasar dari novel ini terlihat kabur dan tidak jelas. Jadi, sebagai kesimpulan dari review novel Jakarta Sebelum Pagi, novel ini tidak cocok jika kalian mencari cerita misteri model klasik yang fokus terhadap alurnya. Novel ini tidak hanya menekankan keunikan kepada ceritanya saja, tetapi juga karakter-karakternya, dan ini berpotensi membuat pembaca lelah untuk mengikutinya. Meskipun begitu, jika Grameds ingin mencoba mencari sensasi cerita misteri yang belum pernah kalian temukan dalam novel misteri pada umumnya, novel ini adalah novel untuk kalian. Tidak ada satu hal pun dari novel ini yang membuat kalian merasa bosan ketika membacanya. Profil Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Penulis Novel Jakarta Sebelum Pagi Meskipun novel ini menuai berbagai macam reaksi dari kalangan pembaca di Indonesia, novel Jakarta Sebelum Pagi ternyata pernah mendapat penghargaan dari sayembara Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2014 silam. Tentunya ini merupakan suatu pencapaian sendiri bagi sang penulis. Nama Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie sudah tidak lagi asing bagi kalangan pembaca karya fiksi di seluruh Indonesia. Selain karena namanya yang unik, wanita kelahiran 10 Oktober 1993 di Bandar Lampung ini sudah menghasilkan banyak novel untuk pembacanya. Terhitung hingga saat ini, Ziggy sudah menulis 27 novel fiksi dengan berbagai macam genre untuk pembacanya. Banyak pembaca dan kritikus novel menganggap karya dari Ziggy memiliki kompleksitas yang unik dan berbeda dari novel-novel lain di pasaran. Selain novel Jakarta Sebelum Pagi, Ziggy juga berhasil membuat karya fiksi yang berhasil memenangkan sayembara Dewan Kesenian Jakarta pada tahun-tahun berikutnya. Cerita berjudul Di Tanah Lada memenangkan juara kedua dalam sayembara tersebut di tahun 2015. Sementara cerita dengan judul Semua Ikan Di Langit berhasil memenangkan posisi pertama sayembara yang sama di tahun 2016. Keunikan dari karya Ziggy mungkin sudah dia dapatkan dari ayahnya. Ziggy, yang merupakan salah satu anak dari 4 bersaudara, ternyata memiliki nama sama dengan saudara-saudaranya, yakni Ziggy. Hanya nama belakang mereka saja yang berbeda satu sama lain. Ziggy bercerita bahwa sang ayah terinspirasi memberi anak-anaknya nama “Ziggy”, karena menyukai salah satu album musisi papan atas David Bowie dengan nama The Rise and Fall of Ziggy Stardust and the Spiders from Mars yang keluar pada tahun 1972. Tidak sampai di situ, Ziggy sendiri ternyata merupakan lulusan Fakultas Hukum dari salah satu universitas ternama, yakni Universitas Padjadjaran Bandung angkatan 2017. Ziggy mengatakan dalam wawancaranya kalau dia mengikuti jejak ayahnya, yang juga merupakan lulusan Fakultas Hukum. Meskipun Ziggy tidak memiliki latar belakang penulis, Ziggy bercita-cita ingin menulis buku anak-anak. Namun, dirinya menyadari bahwa pasar buku anak-anak cukup sulit ditembus di Indonesia, sehingga Ziggy memutuskan untuk menulis novel fiksi saja. Tidak berhenti di sana, Ziggy juga menjelaskan kalau dirinya tidak ingin masuk ke Fakultas Sastra, karena khawatir pemikirannya dalam menulis novel terkekang oleh aturan-aturan pakem yang umum ditemukan ketika seseorang membuat karya novel fiksi. Mungkin itulah yang menjadi beberapa alasan di balik keunikan dari novel-novel Ziggy. Di usianya yang masih menginjak 28 tahun ini, tentu Grameds masih bisa berharap untuk melihat karya-karya Ziggy lainnya, dengan ciri khasnya yang eksentrik dan tidak mudah ditebak ini, di masa mendatang. Rekomendasi Novel Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Lainnya Dari penjelasan mengenai latar belakang penulis, sekarang Grameds sudah bisa memahami alasan mengapa novel-novel karya miliknya dapat dikatakan unik dan nyentrik. Selain novel Jakarta Sebelum Pagi, hal ini juga berlaku bagi novel-novel Ziggy yang lain. Dan seperti yang sudah dibahas di atas, Ziggy sendiri sudah menghasilkan 27 novel sejak tahun 2010. Ini artinya, Grameds dapat berekspektasi kalau keunikan-keunikan yang terdapat dalam novel Jakarta Sebelum Pagi juga dapat ditemukan di banyak novelnya. Dalam sesi kali ini, kita akan membahas rekomendasi novel karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang juga memiliki keunikannya sendiri. Semoga dari beberapa rekomendasi ini, ada novel yang cocok dengan selera Grameds, ya! 1. Semua Ikan Di Langit Tadi sudah dibahas bahwa beberapa novel Ziggy berhasil memenangkan penghargaan dari sayembara Dewan Kesenian Jakarta. Salah satunya adalah Semua Ikan Di Langit, yang memenangkannya pada tahun 2016, dan berhasil terbit ke pasaran pada Februari 2017 oleh penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Cukup sulit mendeskripsikan isi dari novel ini. Terdapat banyak hal yang ingin disampaikan oleh Ziggy, dan layaknya novel Jakarta Sebelum Pagi, novel Semua Ikan Di Langit terkesan mencampuradukkan berbagai macam ide di dalam ceritanya. Meskipun begitu, kompleksitas dari novel Semua Ikan Di Langit tidak perlu ditanyakan lagi. Jika Grameds ingin mencoba untuk memahami isi dari novel ini secara perlahan dan tidak terburu-buru dalam menyelesaikannya, kalian bisa jadi akan disuguhkan salah satu karya terbaik dari Ziggy. 2. Di Tanah Lada Sedikit berbeda dengan novel sebelumnya, novel Di Tanah Lada tidak berhasil memenangkan sayembara Dewan Kesenian Jakarta. Meskipun begitu, cerita ini tetap mendapat posisi kedua pada tahun 2015 silam, dan terbit ke pasaran pada November 2015 oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Dan kali ini, novel Di Tanah Lada memiliki sinopsis yang sedikit lebih mudah dipahami. Novel ini menceritakan petualangan anak yang dianggap tidak berguna oleh ayahnya bernama Ava bersama dengan anak laki-laki misterius dengan panggilan P. Kendati lebih mudah dipahami, alur dari novel Di Tanah Lada justru lebih menohok dibandingkan dengan karya Ziggy biasanya. Grameds harus mempersiapkan mental dengan baik karena di dalamnya, akan banyak plot twist yang datang entah dari mana, menggoyahkan hati dan pikiran. 2. Tiga Dalam Kayu Novel Tiga Dalam Kayu adalah novel terakhir yang akan direkomendasikan kepada Grameds. Novel yang satu ini baru saja terbit pada 22 Maret 2022 oleh penerbit Kepustakaan Populer Gramedia. Novel ini dapat dengan cepat mengambil hati pembacanya. Novel Tiga Dalam Kayu mengambil latar belakang pada masa depan, di mana perpustakaan menjadi lokasi yang tidak lagi dikunjungi orang. Namun, ternyata masih ada sejumlah aktivitas di dalamnya yang melibatkan seorang gadis muda beserta buku-buku di tempat tersebut. Perlu Grameds ketahui bahwa sekelumit sinopsis novel Tiga Dalam Kayu tidak menggambarkan utuh isi cerita dari novel ini. Selain itu, terdapat pula adegan kekerasan yang kurang sesuai jika dibaca oleh anak-anak di bawah umur. Seperti novel sebelumnya, sebaiknya Grameds mempersiapkan diri dengan baik sebelum terjun membaca novel ini. Itulah review novel Jakarta Sebelum Pagi juga rekomendasi novel lain karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Novel-novel tersebut dapat kalian temukan di Sebagai SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis M. Adrianto S. BACA JUGA
JakartaSebelum Pagi is the perfect mixture of slow-paced and genuine romance, with a dash of cackling jokes here and there, performed by the brilliant Emina Nivalis and her addiction to Animal Farm and pigs, of course. And the heart-warming characters, each provides meaning and warmth to the whole story. How it fluctuates actual in-depth feelin.
JakartaSebelum Pagi merupakan karya ketiga kak Ziggy yang kubaca, setelah terlebih dahulu menamatkan Di Tanah Lada dan Semua Ikan di Langit. Seperti biasa, gaya bercerita khas kak Ziggy yang membumbui setiap kalimat dalam novel ini, sekali lagi sukses menghipnotisku sebagai pembaca, membuat aku makin tertarik untuk terus mengulik karya-karyanya yang lain.
sjm9W. t9xcp1bh0n.pages.dev/597t9xcp1bh0n.pages.dev/541t9xcp1bh0n.pages.dev/232t9xcp1bh0n.pages.dev/314t9xcp1bh0n.pages.dev/56t9xcp1bh0n.pages.dev/409t9xcp1bh0n.pages.dev/457t9xcp1bh0n.pages.dev/375
resensi novel jakarta sebelum pagi