A Pengertian Aspek Ekonomi dan Sosial. Dalam aspek ekonomi dan sosial setiap usaha yang dijalankan, tentu akan memberikan dampak bagi pelaku usaha dan lingkungan sekitar usaha itu sendiri. Bagi masyarakat yang berinvestasi akan memberian peluang untuk meningkatkan pendapatannya, sedangkan bagi pemerintah yang diperoleh dari aspek ekonomi dan
DAFTAR ISI 4. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi G. Proses-proses Perubahan Sosial dan Kebudayaan 1. Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan 2. Saluran-saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan 3. Disorganisasi Disintegrasi dan Reorganisasi Reintegrasi H. Arah Perubahan Direction of Change I. Modernisasi 1. Pengantar 2. Pengertian 3. Disorganisasi, Transformasi, dan Proses dalam Modernisasi BAB I PENDAHULUAN Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Tidak ada sekelompok masyarakat pun yang tidak berubah. Perubahan tersebut dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun perubahan yang berkaitan dengan kebudayaan. Perubahan yang terjadi dalam bidang sosial pada suatu masyarakat sering dikenal dengan istilah perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ini dipengaruhi oleh banyak faktor dan juga perubahannya dapat menuju kea rah yang positif maupun menuju arah yang negatif. Dalam hal ini, berarti perubahan dapat membuat lebih baik, namun juga sebaliknya. Tentunya perubahan sosial yang terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor dan mempunyai berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat. Dan para ahli mempunyai pendapat yang berbeda tentang perubahan sosial tersebut. Oleh karena itu, melalui makalah ini, kami ingin mengetahui bagaimana perubahan sosial dan contoh perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. BAB II PEMBAHASAN Perubahan Sosial dan Kebudayaan Perubahan-perubahan hanya akan dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan di dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan, lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan & wewenang, interaksi social dan sebagainya. A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Banyak para sosiolog dan ahli-ahli lainnya yang mengemukakan tentang teori-teori perubahan sosial dan kebudayaan 1. William F. Ogburn, mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. 2. Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik. 3. Maclver, peruabahan-perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial social relationships atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan equilibrium hubungan sosial. 4. Gillin dan Gillin, mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena peruabahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. 5. Emile Durkheim, perubahan sosial yang terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. 6. Selo Soemardjan, perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian memengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya. B. TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para sosiolog telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Yang lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodik dan non periodik. Pokoknya, pendapat-pendapat tersebut pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian-kejadian. Pitirim berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan bahwa ada suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial, tidak akan berhasil baik. Dia meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut. Akan tetapi perubahan-perubahan tetap ada, dan yang paling penting adalah bahwa lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi. Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial premier yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya, kondisi-kondisi ekonomis, teknologis, geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya William F. Ogburn menekankan pada kondisi teknologis. Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menghasilkan perubahan-perubahan sosial. Untuk mendapatkan hasil sebagaimana diharapkan, hubungan antara kondisi dan faktor-faktor tersebut harus diteliti terlebih dahulu. Penelitian yang obyektif akan dapat memberikan hukum-hukum umum perubahan sosial dan kebudayaan, disamping itu juga harus diperhatikan waktu serta tempatnya perubahan-perubahan tersebut berlangsung. C. HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN Perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan kebudayaan. Kingsley Davis mengatakan bahwa, âperubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaanâ. Teori perubahan sosial dan budaya Karl Marx yang merumuskan bahwa perubahan sosial dan budaya sebagai produk dari sebuah produksi materialism, sedangkan Max Weber lebih pada sistem gagasan, sistem pengetahuan, sistem kepercayaan yang justru menjadi sebab perubahan. Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau perbaikan didalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan sangat erat. Meskipun dalam kenyataan dapat kita lihat bahwa perubahan kebudayaan tidak selamanya diikuti oleh perubahan sosial. Namun sukar untuk menentukan garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan, dan sulit dibayangkan jika terjadinya perubahan sosial tanpa didahului oleh suatu perubahan kebudayaan. Walaupun perubahan sosial dibedakan dari perubahan kebudayaan, tetapi pembahasan-pembahasan, mengenai perubahan sosial tidak akan mencapai suatu pengertian yang benar jika tidak mengaitkannya dengan perubahan kebudayaan yang terwujud dalam masyarakat yang bersangkutan. Hal yang sama juga berlaku dalam pembahasan-pembahasan mengenai perubahan kebudayaan. Akibat perubahan sosial tanpa dibarengi perubahan kebudayaan 1. Timbulnya masalah sosial 2. Timbulnya perubahan sikap hidup 3. Timbulnya krisis masyarakat Perubahan sosial melekat pada diri suatu masyarakat dengan kebudayaan, karena untuk a. Menghadapi masalah-masalah baru. b. Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris. c. Lingkungan yang berubah Contoh masyarakat desa yang tadinya memiliki rasa solidaritas tinggi terhadap lingkungan seperti rajin gotong royong sekarang nilai-nilai itu telah hilang, mereka menggantikan keberadaan mereka saat gotong royong dengan uang. Perubahan sosial dan perubahan budaya mana yang lebih dulu terjadi Antara perubahan sosial dengan perubahan budaya saling berkaitan ketika perubahan sosial itu ada, maka perubahan budaya juga ada dan begitu sebaliknya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun dalam praktek di lapangan kedua jenis perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan Soekanto, 1990. Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan Davis, 1960. Apabila diambil definisi kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto 1990, kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat. Soemardjan 1982, mengemukan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya berhubungan dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi tidak ada yang lebih dahulu ada atau muncul antara perubahan sosial dengan perubahan budaya. Keduanya muncul bersamaan, karena diantara keduanya tidak bisa dipisahkan dan saling ketergantungan. Contoh ketika teknologi semakin maju, banyak masyarakat menggunakan HP. Perubahan sosial terjadi karena globalisasi, maka perubahan kebudayaan juga terjadi dari menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh, kini menggunakan HP. D. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya. Perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat sangat beragam. Secara umum, bentuk-bentuk perubahan sosial budaya dapat dibedakan sebagai berikut. 1. Perubahan lambat dan perubahan cepat a. Berdasarkan Perubahan lambat Evolusi adalah perubahan yang sangat lambat. Evolusi memerlukan waktu yang lama, di mana terdapat suatu rentetan perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan-perubahan terjadi dengan sendirinya, tanpa suatu rencana ataupun suatu kehendak tertentu. Perubahan-perubahan tersebut terjadi oleh karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan dan kondisi kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Rentetan perubahan perubahan tersebut, tidak perlu sejalan dengan rentetan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan. Contoh perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu Unilinier Theories of Evolution menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna. Universal Theories of Evolution menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu. Multilined Theories of Evolution menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian. b. Berdasarkan perubahan cepat Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relative cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan. Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara sosiologis, agar suatu revolusi dapat terjadi, harus dipenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain seperti berikut. a Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Masyarakat harus memiliki perasaan tidak puas terhadap keadaan yang ada, dan tumbuh keinginan untuk meraih perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut. b Harus ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut. c Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat, kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas itu untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat. d Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat, artinya tujuan tersebut sifatnya konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Di samping itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya, perumusan sesuatu ideology tertentu. e Harus ada âmomentumâ untuk melaksanakan revolusi, yaitu waktu yang tepat untuk memulai gerakan revolusi. Apabila âmomentumâ yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal. Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan contoh suatu revolusi yang âmomentumânya sangat tepat. Pada waktu itu, perasaan tidak puas di kalangan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya dan ada pemimpin pemimpin yang mampu menampung keinginan-keinginan masyarakat sekaligus merumuskan tujuannya. Pada saat itu bertepatan dengan kekalahan Jepang melawan Sekutu. 2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar 1 Perubahan yang Kecil Pengaruhnya Perubahan ini berkaitan dengan perubahan pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Suatu perubahan dalam mode pakaian, misalnya, tak akan membawa pengaruh yang berarti bagi masyarakat secara keseluruhan karena tidak mengakibatkan perubahan dalam lembagalembaga kemasyarakatannya. 2 Perubahan-Perubahan yang Besar pengaruhnya Perubahan ini membawa pengaruh langsung atau menimbulkan pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Sebagai contoh, suatu proses industrialisasi pada masyarakat agraris, merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat. Berbagai lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terpengaruh olehnya seperti dalam hal hubungan kerja, sistem kepemilikan tanah, hubungan-hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat, dan seterusnya. 3. Perubahan yang Dikehendaki Intented-Change atau Perubahan yang Direncanakan Planned-Change dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki Unintented-Change atau Perubahan yang Tidak Direncanakan Unplanned-Change. 1 Perubahan yang Dikehendaki Intended-Change atau Perubahan yang Direncanakan Planned-Change Perubahan yang dikehendaki sudah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Agent of change memimpin masyarakat dalam mengubah sistem sosial. Dalam melaksanakan hal itu agent of change langsung tersangkut dalam tekanan tekanan untuk mengadakan perubahan, bahkan mungkin menyebabkan perubahan perubahan pula pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Suatu perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan, selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan agent of change tersebut. Cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan social engineering atau sering pula dinamakan social planning. 2 Perubahan-Perubahan Sosial yang Tidak Dikehendaki Unintended-Change atau Perubahan yang Tidak Direncanakan Unplanned-Change Perubahan ini terjadi tanpa dikehendaki serta berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat seperti membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi. Misalnya, kasusu banjir bandang di sinjai, Kalimatan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan. Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan pemukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya mencari pemukiman baru. E. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN a. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri 1. Bertambah atau berkurangnya penduduk Pertambahan penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Missal, orang lantas mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan selanjutnya, yang sebelumnya tidak dikenal. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain misalnya transmigrasi. Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya, dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial, yang memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perpindahan penduduk telah berlangsung berates-ratus ribu tahun lamanya di dunia ini. Hal itu sejajar dengan bertambahnya banyaknya manusia penduduk bumi ini. 2. Penemuan-penemuan baru Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur-unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan baru sebagai akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian dari discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alasan atau gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Discovery baru berubah menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru itu. Apabila ditelaah lebih lanjut agi tentang penemuan baru, terlihat ada beberapa faktor pendorong yang dipunyai masyarakat, antara lain adalah a. Kesadaran individu-individu akan kekurangan dalam kebudayaannya. b. Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan. c. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat. Didalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya kekurangan dalam kebudayaan masyarakatnya. Sebagian orang menerima kekurangan-kekurangan tersebut sebagai hal yang diterima begitu saja. Sebagian orang yang tidak puas dengan keadaan akan tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan tersebut. Mereka inilah yang kemudian menjadi pencipta-pencipta baru tersebut. 3. Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu-kelompok, kelompok-kelompok. Pada umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui tapi mempunyai fungsi sosial. Banyak timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan perubahan-perubahan. Pertentangan antar kelompok mungkin terjadi pada generasi muda dengan generasi tua. Pertentangan-pertentangan demikian itu kerap terjadi, apabila pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional menuju ketahap modern. Generasi muda yang belum terbentuk kepribadiannya lebih mudah menerima dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi. Keadaan demikian dapat menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Misalnya, pergaulan bebas antara wanita dengan laki-laki, cara berpakaian, atau derajat wanita yang kian sama di dalam masyarakat dan lain-lain. 4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mempunyai bnetuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan mulai dari bentuk Negara sampai keluarga batih, mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. b. Sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat 1. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia Terjadinya gempa bumi, banjir, tanah longsor dan lain-lain mungkin menyebabkan masyarakatnya terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Missal, pada waktu dulu masyarakat dulu berburu kini berpindah ke pertanian. Sebab yang bersumber pada lingkungan alam, kadang-kadang disebabkan oleh tindakan manusia itu sendiri. Misalnya, penggunaan tanah yang sembrono tanpa memperhitungkan kelestarian humus tanah, penebangan hutan yang liar dapat menyebabkan banjir. Peperangan dengan Negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan karena biasanya Negara yang menang akan memaksakan kebudayaannya pada Negara yang kalah. Contohnya adalah Negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia Kedua banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatannya. Negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia Kedua seperti Jerman dan Jepang mengalami perubahan-perubahan besar dalam masyarakat. 3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Apabila sebab-sebab bersumber pada masyarakat lain, maka mungkin kebudayaan lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan hubungan timbal-balik, artinya masing-masing masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruhnya dari masyarakat yang lain itu. Apabila salah satu kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih maka yang terjadi adalah proses imitasi yaitu peniruan terhadap budaya lain. Mula-mula unsur-unsur tersebut ditambahkan kebudayaan asli namun lambat laun kebudayaan asli diubah dengan kebudayaan asing tersebut. F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANNYA PROSES PERUBAHAN Perubahan sosial budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi itu terdiri dari faktor pendorong dan penghambat yang dapat berasal dari dalam maupun luar masyarakat. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat. a. Faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan 1. Kontak dengan kebudayaan lain Perubahan sosial dan budaya akan berjalan dengan cepat apabila masyarakat sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain. Salah satu proses yang mempercepat kontak dengan kebudayaan lain adalah proses difusi. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas sampai semua masyarakat dapat menikmati kegunaannya. Selain difusi, proses yang mempercepat kontak sosial juga dapat terjadi karena akulturasi, namun akulturasi bersifat continue dan memerlukan hubungan dekat. 2. Sistem pendidikan yang maju Pendidikan formal sangat penting, karena dengan pendidikan formal masyarakat akan mendapatkan nilai-nilai tertentu untuk menerima hal-hal baru dan berpikir lebih rasional dan ilmiah serta cara pandang terhadap masalah yang lebih obyektif. 3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Hadiah Nobel, misalnya, merupakan pendorong untuk menciptakan hasil-hasil karya yang baru. Di Indonesia juga dikenal sistem penghargaan yang tertentu, walaupun masih dalam arti yang snagat terbatas dan belum merata. 4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang Masyarakat yang memiliki sikap toleransi cenderung akan mudah menerima hal-hal yang baru, sehingga proses perubahan sosial budaya akan berjalan lebih cepat karena masyarakat sangat toleran dengan perilaku menyimpang. Dalam hal ini dapat berupa penyimpangan positif maupun negatif. Contoh dahulu pekerjaan sopir hanya dilakukan oleh seorang laki-laki, namun sekarang ini masyarakat tidak merasa risih apabila perempuan bekerja sebagai sopir. 5. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka Dengan sistem stratifikasi terbuka maka hal itu akan memberikan kesempatan adanya gerak sosial vertical dan peluang yang luas bagi individu untuk meningkatkan diri untuk maju dan berusaha menaikkan status sosial dalam masyarakat. Contoh seorang anak yang terlahir dari keluarga petani miskin, dengan kemampuan secara akademis anak itu mendapatkan pekerjaan yang bagus. Dengan begitu anak itu mampu menaikkan status sosial dirinya dan keluarganya. 6. Penduduk yang heterogen Dalam masyarakat heterogen yang memiliki latar kebudayaan, ras dan ideologi yang berbeda akan mudah dan sering terjadi pertentangan yang akan memicu terjadinya perubahan tersebut. Contoh masyarakat di perkotaan di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda-beda kebudayaan. Misalnya Suku Batak, Jawa, Bugis, dsb. Dengan keadaan itu masyarakat sering berinteraksi dan memungkinkan terjadi perubahan. 7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu Ketidakpuasan ini baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi dan keamanan akan mendorong masyarakat melakukan perubahan sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan kebutuhan. Contoh masyarakat tidak puas dengan kebijakan ekonomi dari pemerintah, kemudian masyarakat menyampaikan aspirasi terhadap pemerintah melalui DPR. Seseorang dalam masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa masa yang akan datang berbeda dengan masa sekarang sehingga masyarakat berusaha menyesuaikan diri baik yang sesuai keinginannya. Untuk itu masyarakat umumnya berusaha melakukan perubahan-perubahan agar dapat menerima masa depan. Contoh sekarang ini masyarakat harus berusaha memperbaiki keadaan ekonomi karena untuk menghadapi krisisglobal. 9. Nilai meningkatkan taraf hidup Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya. b. Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan 1. Kurangnya berhubungan dengan masyarakat-masyarakat lain Kehidupan terasing menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin akan dapat memperkaya kebudayaannya sendiri. Hal itu juga menyebabkan para warga masyarakat terkungkung pola-pola pemikirannya oleh tradisi. Contoh masyarakat suku pedalaman akan sulit mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain karena kurang dan sulit berkomunikasi. 2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat Hal ini mungkin disebabkan hidup masyarakat tersebut terasing dan tertutup atau mungkin karena lama dijajah oleh masyarakat lain. Contoh masyarakat kelas bawah sulit mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga pemikirannya kurang terbuka. 3. Sikap masyarakat yang tradisionalistis Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau serta anggapan bahwa tradisi secara mutlak tak dapat diubah menghambat jalannya proses perubahan. Keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif. Contoh di zaman modern ini masih banyak masyarakat yang mengkaitkan keadaan alam dengan hal-hal yang irasional, walaupun sebenarnya fenomena alam itu dijelaskan secara ilmiah. 4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat Dalam setiap organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan, pasti aka nada sekelompok orang yang menikmati kedudukan perubahan-perubahan. Misalnya dalam masyarakat feodal dan juga pada masyarakat yang sedang mengalami tradisi. Dalam hal yang terakhir, ada golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap sebagai pelopor proses transisi. Karena selalu mengidentifikasi diri dengan usaha-usaha dan jasa-jasanya, sukar sekali bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya di dalam suatu proses perubahan. 5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan Memang harus diakui kalau tidak mungkin integrasi semua unsur suatu kebudayaan bersifat sempurna. Beberapa perkelompokan unsur-unsur tertentu mempunyai derajat integrasi tinggi. Maksudnya unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu masyarakat. 6. Prasangka terhadap sesuatu yang baru/asing Sikap yang demikian banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang pernah dijajah bangsa-bangsa barat. Mereka sangat mencurigai sesuatu yang berasal dari barat karena tidak pernah bisa melupakan pengalaman-pengalaman pahit selama penjajahan. Kebetulan unsur-unsur baru kebanyakan berasal dari barat, sehingga prasangka kian besar lantaran khawatir bahwa melalui unsur-unsur tesebut penjajahan bisa masuk lagi. Contoh sebagian masyarakat masih mempunyai anggapan bahwa munculnya internet adalah salah satu bentuk penjajahan bangsa barat melalui media elektronik. Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideology masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut. Contoh masyarakat Minang menganut matrialisme, maka masyarakat akan sulit menerima ideologi baru bahwa derajatnya lebih tinggi. Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat di dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya apabila kemudian ternyata pola-pola perilaku tersebut efektif lagi di dalam memenuhi kebutuhan pokok, krisis akan muncul. Mungkin adat atau kebiasaan yang mencakup bidang kepercayaan, sistem mata pencaharian, pembuatan rumah, cara berpakaian tertentu, begitu kokoh sehingga sukar untuk diubah. Contoh seorang ibu yang hidup dalam masyarakat desa telah terbiasa menumbuk pada secara manual, walaupun sekarang telah ada adat yang lebih efisien namun kebanyakan masyarakat enggan menggunakannya. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki. G. PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN 1. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan Keserasian atau harmoni dalam masyarakat social equilibrium merupakan keadaan yang diidam-idamkan setiap masyarakat. Dengan keserasian masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dalam keadaan demikian, individu secara psikologis merasakan adanya ketentraman, karena tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap kali terjadi gangguan terhadap keadaan keserasian, maka masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud menerima unsur yang baru. Akan tetapi, kadang kala unsur yang baru dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak dapat menolaknya karena unsur baru tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, pengaruhnya tetap ada, akan tetapi sikapnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya. Norma-norma dan nilai-nilai sosial tidak dapat berfungsi secara wajar. Adakalanya unsur-unsur baru dan lama yang bertentangan secara bersamaan mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula pada warga masyarakat. Itu berarti adanya gangguan yang kontinu terhadap keserasian masyarakat. Keadaan tersebut berarti bahwa ketegangan-ketegangan serta kekecewaan diantara pada warga tidak mempunyai saluran pemecahan. Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan penyesuaian adjustment bila sebaliknya yang terjadi maka dinamakan ketidak penyesuaian sosial maladjustment yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie. Suatu perbedaan dapat diadakan antara penyesuaian dari lembaga-lembaga kemasyarakatan dan penyesuaian dan individu yang ada dalam masyarakat tersebut. Yang pertama menunjuk pada keadaan, dimana masyarakat berhasil menyesuaikan lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial dan kebudayaan. Sedangkan yang kedua menunjuk pada usaha-usaha individu untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah diubah atau diganti, agar terhindar dari disorganisasi psikologis. Di minangkabau misalnya dimana menurut tradisi wanita mempunyai kedudukan penting karena garis keturunan yang matrialineal, terlihat adanya suatu kecenderungan dimana hubungan antara anggota keluarga batih lebih erat. Hubungan antara anak-anak dengan ayahnya yang semula dianggap tidak mempunyai kekuasaan apa-apa terhadap anak-anak sebab ayah dianggap sebagai orang luar cenderung menguat. 2. Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan seterusnya. Lembaga-lembaga kemasyarakatan menjadi titik tolak, tergantung pada cultural focus masyarakat pada suatu masa yang tertentu. Dengan singkat dapatlah dikatakan bahwa saluran tersebut berfungsi agar sesuatu perubahan dikenal, diterima, diakui serta dipergunakan oleh khalayak ramai, atau dengan singkat mengalami proses institutionalization pelembagaan 3. Disorganisasi disintegrasi dan reorganisasi reintegrasi Disorganisasi adalah suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan, misalnya masyarakat agar dapat berfungsi sebagai organisasi, harus ada keserasian antar bagian-bagiannya. kriteria terjadinya disorganisasi antara lain terletak pada persoalan apakah organisasi tersebut berfungsi secara semestinya atau tidak baik, masalah lain yang sering timbul adalah disorganisasi dalam masyarakat acapkali dihubungkan dengan moral yaitu anggapan-anggapan tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Suatu disorganisasi atau disintegrasi mungkin dapat dirumuskan sebagai suatu proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat, karena perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Reorganisasi atau reintegrasi adalah suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan. Tahap reorgansasi dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga institutionalized dalam diri warga masyarakat. Berhasil tidaknya proses pelembagaan institutionalization = efektivitas menanam â kekuatan menentang masyarakat. b. Suatu gambaran mengenai disorganasasi dan reorganisasi Suatu contoh adalah norma-norma dalam lalu lintas. Sopan santun berlalu lintas yang secara minimal menyangkut ketaatan seseorang pengemudi atau orang yang jalan kaki. Pada umumnya terlihat adanya suatu kecenderungan untuk melanggar peraturan-peraturan tersebut, padahal peraturan bertujuan untuk menjaga keselamatan masyarakat, termasuk pengemudi dan orang-orang yang berjalan kaki. Hal ni paling tidak dapat dijadikan suatu indeks terhadap keadaan sampai dimana disorganisasi masih berlangsung padahal telah ada reorganisasi. c. Ketidakserasian perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya cultural lag Ada unsur-unsur yang cepat berubah, tetapi ada pula unsur-unsur yang sukar untuk berubah. Biasanya unsure-unsur kebudayaan kebendaan lebih mudah berubah daripada unsure-unsurkebudayaan rohaniah. Misalnya, suatu perubahan dalam cara bertani, tidak berpengaruh pada tarian-tarian tradisional. Suatu teori tentang ketertinggalan budaya cultural lag dari William F. Ogburn, menyatakan kenyataan bahwa pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya dalam keseluruhannya seperti diurai sebelumnya, sedangkan ada bagian lain yang tumbuhnya lambat. Perbedaan antara taraf kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat dinamakan ketertinggalan kebudayaan cultural lag dan unsur masyarakat korelasi, tidak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh unsur lainnya. Ketertinggalan kebudayaan juga berarti sebagai jangka waktu antara terjadi dan diterimanya penemuan baru. Atau dipakai untuk menunjukkan pada tertinggalnya suatu unsur lainnya yang berkaitan erat hubungannya. H. ARAH PERUBAHAN Direction of Change Gerak perubahan adalah perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi, setelah meninggalkan faktor itu, mungkin perubahan bergerak kepada sesuatu bentuk yang sama sekali baru, atau mungkin pula bergerak kea rah suatu bentuk yang sudah ada didalam waktu lampau. Sebagai contoh, perkembangan industry music saat ini mengalami kemajuan yang luar biasa. Banyak jenis-jenis aliran music yang kita kenal, mulai dari pop, rock, jazz, dangdu, heavy metal, ska, hip-hop, punk, dll. Tapi saat ini ada jenis music baru yang sedang trend di kalangan anak muda Indonesia yaitu The Changcuter. Lagu mereka berjenis rock nâroll yang pernah dipopulerkan Rolling Stone dan mengikuti aksi panggung Mick Jagger dan Jim Morrisson. Akan tetapi lagu mereka rata-rata bertema komedi. Hal tersebut tentu berbeda dengan generasi sebelum mereka yang biasanya bertema sosial dan cinta. Secara historis, modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik. Negara-negara atau masyarakat-masyarakat modern pun yang sedang menjalani proses tersebut telah berkembang dari aneka warna masyarakat tradisional. Setiap Negara-negara atau masyarakat-masyarakat mengalami persoalan berbeda-beda dalam menghadapi modernisasi sesuai dengan hukum situasi, pasti ada unsur-unsur yang sama dan berlaku universal. Menyangkut Indonesia yang mengalami modernisasi melalui perubahan-perubahan yang direncanakan. Misalnya dari orde lama ke orde baru, orde baru ke zaman reformasi. 2. Pengertian Modernisasi Pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil. Modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan sosial. Biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada perencanaan. Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat, karena di dalam prosesnya meliputi bidang yang luas, menyangkut proses disorganisasi, problema-problema sosial, konflik antar kelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan, dan sebagainya. 3. Disorganisasi, Transformasi, dan Proses Modernisasi Di dalam proses modernisasi akan muncul disorganisasi pada masyarakat. Hal tersebut akan menjadi masalah-masalah sosial. Masalah sosial diartikan sebagai penyimpangan terhadap norma-norma kemasyarakatan. Disamping itu, perlawanan terhadap transformasi misalnya keyakinan yang kuat terhadap kebenaran tradisi, sikap yang tidak toleran terhadap penyimpangan-penyimpangan, pendidikan dan perkembangan ilmiah yang tertinggal, merupakan faktor-faktor yang menghambat modernisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang berpengaruh pada modernisasi adalah sikap dan nilai, kemampuan menunjukkan manfaat unsur yang baru, dan kesepadanannya dengan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Ada kemungkinan modernisasi bertentangan dengan kebudayaan yang ada. Selain itu, ada kemungkinan modernisasi menggantikan unsur-unsur yang lama. 4. Syarat-syarat modernisasi Modernisasi pada awalnya mengakibatkan disorganisasi pada masyarakat. Tetapi masyarakat akan bisa reorganisasi jika modernisasi bersifat preventif mencegah dan konstruktif membangun. Syarat-syarat suatu modernisasi adalah sebagai berikut 1. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat. 2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi. 3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. 4. Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa. 5. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan dilain pihak berarti pengurangan kemerdekaan. 6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan social planning Apabila itu tidak dilakukan, perencanaan akan terpengaruh oleh kekuatan-kekuatan dari kepentingan-kepentingan yang ingin mengubah perencanaan tersebut demi kepentingan suatu golongan kecil dalam masyarakat. BAB III PENUTUP Dari konsep teori dan pembahasan yang telah disebutkan, dapat diambil kesimpulan bahwa perbahan-perubahan sosial pada masyarakat juga membawa perubahan-perubahan pada kebudayaan. Berbagai bentuk perubahan sosial dan kebudayaan disetiap tempat dan daerah tidak sama, hal ini bisa dilihat dari kambat cepatnya perubahan, kecil besarnya perubahan dan pihak-pihak yang menginginkan perubahan. Banyak faktor yang bisa mengakibatkan perubahan sosial dan kebudayaan kemudian mempengaruhi jalannya proses perubahan tersebut. Setiap perubahan sosial dan kebudayaan pasti akan menimbulkan disorganisasi, reorganisasi dan cultural lag. Dewasa ini sulit menentukan kearah mana masyarakat berkembang. Salah satu jenis arah perubahan adalah modernisasi. Modernisasi pada awalnya mengakibatkan disorganisasi pada masyarakat. Tetapi masyarakat akan bisa reorganisasi jika modernisasi bersifat preventif mencegah dan konstruktif membangun.
Aspeksosial (mitos) yang berkembang di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan anak : 1. Dukun sebagai penyembuh. Masyarakat pada beberapa daerah beranggapan bahwa bayi yang mengalami kejang-kejang disebabkan karena kemasukan roh halus, dan dipercaya hanya dukun yang dapat menyembuhkannya. 2. Timbulnya penyakit sebagai pertanda.
KATA PENGANTARPuji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Perubahan Sosial ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Sosiologi yang berjudul Makalah Perubahan Sosial ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Perubahan Sosial ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Perubahan Sosial ini dapat bermanfaat bagi kita Juni 2023PenyusunDAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. TujuanBAB II PEMBAHASANA. Pengertian Perubahan Sosial1. William F. Ogburn2. Kingsley Davis3. Mac Iver4. Gillin dan Gillin5. Samuel Koening6. Selo SoemardjanB. Proses Perubahan Sosial1. Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan2. Saluran-saluran Perubahan Sosial3. Organisasi, Disorganisasi, dan ReorganisasiC. Faktor-faktor Terjadinya Perubahan Sosial1. Faktor Penyebab Perubahan Sosial2. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perubahan SosialD. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar3. Perubahan yang Dikehendaki dan Tidak DikehendakiE. Ciri-ciri Perubahan Sosial1. Tidak Ada Masyarakat yang Statis2. Proses Perubahan Sosial Budaya Bersifat Mata Rantai Merupakan Suatu SistemF. Arah Perubahan Sosial1. Teori Evolusioner2. Teori Siklus3. Teori Fungsional4. Teori KonflikBAB III PENUTUPA. KesimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKADownload Contoh Makalah Perubahan IPENDAHULUANA. Latar BelakangSetiap manusia selalu mengalami perubahan. Siklus perubahan yang dialami manusia dimulai sejak lahir, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan mati. Perubahan terjadi pada setiap individu dalam lingkungan masyarakat, dan masing-masing individu juga sekaligus menjadi unsur dari sistem sosial dalam masyarakat tersebut. Sebagaimana konsep kebudayaan sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, maka kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu kebudayaan materiil dan immateriil. Demikian pula perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat juga dapat dikategorikan menjadi perubahan yang bersifat materiil dan immateriil. Perubahan yang menyangkut manusia dan masyarakat inilah yang dinamakan perubahan hal yang berkaitan dengan kehidupan pasti mengalami perubahan, artinya bahwa perubahan terjadi karena adanya kehidupan. Tanpa kehidupan, maka tidak akan terjadi perubahan. Setiap masyarakat dengan sendirinya pasti mengalami perubahan. Kita dapat mengamati perubahan yang terjadi di lingkungan sosial kita, dari keluarga, kampung, desa, kecamatan, kabupaten, dan seterusnya. Perubahan dalam masyarakat dapat berupa perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma, pola perilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan sosial, kekuasaan, dan sebagainya. Perubahan pada zaman modern seperti sekarang ini cenderung lebih cepat daripada zaman tradisional. Salah satu penyebabnya adalah dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan sosial bergerak ke dua arah, yaitu ke arah yang positif dan ke arah yang negatif. Perubahan ke arah positif dinamakan perkembangan atau dinamika. Sedangkan perubahan ke arah yang negatif terdapat banyak istilah seperti halnya degradasi, kemunduran, dan lain sebagainya. Setiap perubahan sosial baik yang positif maupun negatif membawa akibat atau dampak bagi masyarakat. Dampak dari suatu perubahan pada umumnya berlangsung lama meskipun penyebabnya sederhana saja. Dengan demikian, sebagai individu dan anggota masyarakat kita harus menyadari arti penting perubahan, dan memaknainya untuk kelangsungan hidup yang lebih baik. Ini berarti perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah positif atau berupa pembangunan di berbagai sektor telah menyebabkan tingginya partisipasi pendidikan dan kemajuan teknologi. Tingginya tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Ini merupakan contoh perubahan yang berdampak positif. Kemajuan positif tersebut di sisi lain dapat menyebabkan perubahan contoh, kemajuan teknologi informasi menyebabkan terjadinya globalisasi. Semua kejadian dunia bisa mempengaruhi masyarakat setiap saat. Pengaruh asing masuk, nilai-nilai sosial, agama, dan budaya asli luntur. Gejala ini sebagai contoh perubahan negatif. Kita tidak bisa menolak perubahan positif dan negatif. Pada zaman globalisasi, kita hanya bisa meminimalisir terjadinya perubahan negatif, dan memperkuat perubahan positif. Perubahan sosial ke arah yang positif adalah harapan kita semua, maka dari itu diperlukan kearifan sikap dalam zaman yang serba berubah Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Perubahan Sosial ini adalah sebagai berikutApa pengertian perubahan sosial?Bagaimana proses perubahan sosial?Apa saja faktor-faktor terjadinya perubahan sosial?Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial?Apa saja ciri-ciri perubahan sosial?Bagaimana arah perubahan sosial?C. TujuanAdapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Perubahan Sosial ini adalah sebagai berikutUntuk mengetahui pengertian perubahan mengetahui proses perubahan mengetahui faktor-faktor terjadinya perubahan mengetahui bentuk-bentuk perubahan mengetahui ciri-ciri perubahan mengetahui arah perubahan IIPEMBAHASANA. Pengertian Perubahan SosialZaman dulu pada umumnya kendaraan untuk bepergian adalah kuda, tapi zaman sekarang sudah mengalami perubahan, orang sudah menggunakan mobil. Dari gejala sosial itu dapat ditemukan makna bahwa telah terjadi perubahan dalam masyarakat. Perubahan dari yang primitif menjadi modern, dari yang sederhana menjadi kompleks, dan atau perubahan-perubahan lainnya baik yang dinamis maupun tidak orang dapat memberikan definisi tentang perubahan termasuk perubahan sosial. Kita juga dapat memberikan definisi berdasarkan sudut pandang kita. Kita dapat meninjaunya dari sudut pandang teknologi, pendidikan, sosial, budaya, atau bahkan agama. Namun demikian, secara definitif pengertian tentang perubahan sosial sangat banyak. Para Sosiolog maupun Antropolog telah banyak mempersoalkan mengenai pembatasan pengertian perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Berdasarkan definisi-definisi yang ada, dapat dikemukakan beberapa pemahaman perubahan sosial menurut para ahli sebagai William F. OgburnOgburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang fokusnya adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan materiil terhadap unsur-unsur Kingsley DavisDavis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Dari definisi ini dapat dijelaskan bahwa, dalam perubahan sosial yang mengalami perubahan adalah struktur sosial dan sistem Mac IverMac Iver lebih membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elements yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan sekunder. Utilitarian elements disebut dengan civilization. Artinya semua mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik dan alat-alat material. Oleh karena itu, perubahan sosial yang terjadi juga menurut Iver seputar cultural elements dan utilitarian element Gillin dan Gillin dan Gillin mengemukakan bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam Samuel KoeningSamuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern yang menimbulkan Selo SoemardjanSelo Soemarjan mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Penekanan definisi ini tertumpu pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, di mana perubahan yang terjadi akan mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat sosial merupakan segala perubahan dalam masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, yang berpengaruh terhadap masyarakat yang bersangkutan baik secara materiil maupun immateriil. Bedakan dengan perubahan budaya yang fokusnya adalah perubahan dalam segi budaya, seperti penemuan dan penyebaran mobil, penambahan kosakata dalam bahasa, bentuk seni baru, dan Proses Perubahan Sosial1. Penyesuaian Masyarakat terhadap PerubahanDalam masyarakat, keseimbangan social equilibrium merupakan suatu hal yang menjadi harapan dan tujuan bersama. Dalam prinsip keseimbangan ini, antarlembaga kemasyarakatan terdapat posisi yang saling mengisi sehingga tercipta masyarakat yang damai dan tenteram. Apabila dalam masyarakat terjadi perubahan, maka akan terjadi suatu penyesuaian. Adakalanya terjadi unsur baru yang bertentangan dengan unsur lama, dan terjadi penyesuaian dengan perubahan. Proses pertentangan unsur yang diakhiri dengan penyesuaian tersebut dinamakan demikian, manusia baik secara individu maupun kelompok juga akan melakukan penyesuaian terhadap suatu perubahan. Apabila manusia tidak mampu menyesuaikan dengan perubahan, maka ia akan tersisih atau tertinggal. Sebagai contoh adalah, modernisasi yang telah menyentuh berbagai wilayah di Indonesia, menuntut individu untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akhirnya individu maupun kelompok masyarakat memperbaiki diri untuk menyesuaikan dengan perubahan sosial, misalnya melalui sosial selalu bergerak meninggalkan yang lama menuju situasi yang baru. Pada waktu terjadi perubahan dari bentuk-bentuk lama menjadi bentuk yang baru, akan mengalami suatu masa yang dinamakan masa peralihan atau masa transisi. Masa peralihan ini menimbulkan keadaan yang serba tidak pasti. Semakin besar dan banyak reaksi masyarakat untuk menerima perubahan, maka perubahan juga mempunyai kepastian tinggi. Tetapi jika masyarakat kurang minatnya untuk mengikuti prosesi perubahan, maka kepastian perubahan menjadi rendah. Ini berarti suatu perubahan sangat tergantung pada kesiapan, persepsi, dan partisipasi perubahan sosial menyangkut nilai dan norma sosial, maka akan terjadi masa transisi sampai norma baru yang menggantikan norma lama tersebut terinternalisasi dalam masyarakat. Pada masa transisi ini, terjadi diharmonisasi, di mana keadaan di dalam masyarakat terjadi ketidakserasian. Ketidakserasian terjadi karena masyarakat yang masih berpegang pada norma lama dihadapkan pada norma baru. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan sosial dapat dilakukan melalui penyesuaian terhadap lembaga-lembaga contoh yang bisa diamati, terjadinya gerakan reformasi tahun 1998 telah mengubah sistem demokrasi di Indonesia. Sistem demokrasi ala reformasi telah memberikan kebebasan untuk berserikat dan berkumpul. Sejak saat itu, secara berkelanjutan masyarakat mengupayakan penyesuaian dengan tumbuhnya berbagai organisasi, seperti partai politik, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya, yang pada masa Orde Baru sangat ketat. Demokratisasi juga masuk dalam dunia pers, sehingga pada masa reformasi, pers di Indonesia tumbuh dengan subur. Surat kabar, majalah, televisi tumbuh bak jamur di musim hujan. Dan berita-berita yang disiarkan juga lebih berani dan terbuka transparan.2. Saluran-saluran Perubahan SosialSaluran-saluran perubahan sosial disebut avenue or channel change adalah saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan dalam masyarakat yang pada umumnya adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, politik, dan lain sebagainya. Lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut yang pada suatu waktu mendapatkan penilaian tertinggi dari masyarakat, cenderung untuk menjadi sumber atau saluran utama dari perubahan sosial. Perubahan-perubahan pada lembaga tersebut akan membawa akibat pula pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Hal ini diakibatkan oleh karena lembaga-lembaga kemasyarakatan merupakan suatu sistem yang terintegrasi. Melalui saluran-saluran ini, perubahan sosial memiliki arah dan tujuan yang jelas. Dengan pendidikan, misalnya bagaimana pada diri peserta didik dan masyarakat terjadi perubahan sosial dalam hal nilai, norma, maupun contoh, ketika terjadi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, maka terjadi perubahan pada struktur pemerintahan, yakni dari negara terjajah menjadi negara yang berdaulat. Peristiwa ini juga menandai terjadinya perubahan pada infrastruktur yang lain, di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lain juga ikut berubah. Dalam bidang pendidikan, misalnya tidak ada lagi diskriminasi antar-golongan-golongan dalam masyarakat, seperti halnya pada masa penjajahan. Setiap orang boleh memiliki pendidikan sesuai dengan yang pula dalam bidang ekonomi mengalami perubahan dari sistem ekonomi kolonial kepada sistem ekonomi nasional. Perubahan-perubahan tersebut berpengaruh pada sikap-sikap, pola-pola perikelakuan, dan nilai-nilai yang ada dalam Organisasi, Disorganisasi, dan Reorganisasia. OrganisasiOrganisasi adalah kesatuan dari bagian-bagian yang merupakan bagian dari satu kebulatan, yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sebuah kota adalah bentuk organisasi, di dalamnya terdapat berbagai komponen yang melakukan fungsinya masing-masing untuk menjalankan roda kehidupan. Bagian-bagian tersebut saling berhubungan, di mana masing-masing mempunyai ketergantungan. Contoh yang lebih kecil adalah organisasi tubuh manusia. Apabila salah satu anggota bagian tubuh rusak atau sakit, misalnya mata maka akan terjadi kekacauan dalam tubuh manusia secara DisorganisasiDisorganisasi merupakan proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat dikarenakan terjadinya perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Disorganisasi terjadi manakala dalam suatu sistem atau organisasi terjadi ketidakcocokan antar bagian-bagian atau elemen-elemen tertentu, sehingga menimbulkan tercerai-berainya sistem. Contohnya adalah dalam suatu organisasi partai politik, ada kelompok yang orientasi politiknya tidak sejalan dengan kebijakan partai, maka kemudian memisahkan diri, atau membentuk partai baru. Proses disorganisasi inilah yang merupakan suatu proses ReorganisasiReorganisasi merupakan proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan. Artinya ada proses adaptasi dari bagian-bagian organisasi atau masyarakat terhadap konsep organisasi Faktor-faktor Terjadinya Perubahan Sosial1. Faktor Penyebab Perubahan SosialKita pasti sudah mengenal hukum sebab-akibat, di mana ada sesuatu pasti ada penyebabnya. Ada langit dan bumi, pasti ada kausa prima yang menciptakannya. Begitu pula ada gejala-gejala sosial pasti ada penyebabnya. Penyebab dari perubahan sosial itulah yang dinamakan sebagai sumber perubahan. Sumber-sumber perubahan sosial merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Faktor tersebut dapat dikategorikan menjadi faktor intern dan ekstern. Keduanya faktor ini yang menjadi dasar dari terjadinya perubahan sosial di masyarakat. Di samping itu juga ada faktor individual yang disebut agent of Faktor InternalFaktor internal ini disebut juga dengan istilah faktor sosiogenik yang artinya masyarakat itu sendirilah yang merupakan sumber perubahan sosial. Adapun dimaksud dengan masyarakat di sini dapat kolektif dan dapat pula individual. Faktor internal ini masih dapat dibedakan lagi menjadi faktor internal manifes atau yang disengaja intended, dan yang laten atau tidak disengaja unintended. Adapun faktor-faktor internal tersebut dapat berupa fenomena-fenomena sosial sebagai Pertumbuhan PendudukDi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan terjadinya perubahan struktur masyarakat, terutama perubahan lembaga kemasyarakatan. Contohnya adalah, perubahan sistem kepemilikan tanah dari milik bersama menjadi milik individual. Contoh yang paling baru yang dapat kita amati adalah munculnya pemekaran kabupaten dan provinsi di Indonesia yang berdampak pada perubahan struktur Penemuan-penemuan Barua DiscoveryDiscovery atau penemuan merupakan persepsi manusia yang dianut secara bersama, mengenai suatu aspek kenyataan yang sebelumnya sudah ada. Sebagai contoh, orang menemukan tentang prinsip sirkulasi darah. Keadaan tersebut sudah ada sebelumnya, tetapi kemudian manusia berhasil mendapatkan tambahan pengetahuan tentang hal tersebut, sehingga terjadi perubahan ke arah positif, yakni dalam hal dinamika yang paling mudah adalah penemuan baru dari unsur kebudayaan baru, baik berupa peralatan maupun ide-ide. Misalnya asal mula mobil, tidak langsung dalam bentuk sekarang. S. Marcus dari Austria pada tahun 1875 telah membuat mobil yang sangat sederhana . Ia menggunakan motor gas sebagai penarik kereta untuk menggantikan tenaga kuda. Penemuan mobil ini disebut sebagai discovery. Contoh lain yang banyak diterapkan di Indonesia misalnya, pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas yang digunakan sebagai gas untuk keperluan memasak. Demikian pula halnya dengan temuan-temuan baru berupa energi alternatif pengganti bahan bakar minyak seperti yang akhir-akhir ini sedang diupayakan adanya pembangkit listrik tenaga InventionInvention atau invensi adalah penemuan sebagai inovasi dan kelanjutan dari suatu discovery. Atau suatu kombinasi baru dan cara penggunaan baru dari pengetahuan yang sudah ada. Mobil yang telah ditemukan S. Marcus kemudian disempurnakan di Amerika Serikat. Beberapa ilmuwan melakukan perbaikan sistem mobil S. Marcus. Sehingga pada tahun 1911 mulai diproduksi secara massal di Amerika Serikat. Produksi mobil secara besar-besaran, kemudian digunakan oleh masyarakat secara luas. Dengan demikian, telah terjadi perubahan sosial budaya akibat penemuan dibagi menjadi dua, yakni invensi material dan invensi sosial. Invensi material berupa benda-benda, seperti anak panah, busur panah, telepon, pesawat terbang, mobil, dan sebagainya. Sedangkan invensi sosial berupa penemuan huruf atau abjad, bentuk pemerintahan, perusahaan, sistem ekonomi, sistem politik, ketatanegaraan, dan lain sebagainya. Hasil invention pada umumnya memberikan manfaat bagi masyarakat, meskipun dampak negatif dari penemuan tersebut pasti ada, seperti adanya pencemaran udara, suara, dan lain Pertentangan ConflictDalam masyarakat kadang terjadi konflik atau pertentangan baik antar-individu maupun kelompok. Pertentangan, pasti akan mengakibatkan suatu perubahan, baik melalui kompromi âwin-win solutionâ ataupun melalui pemaksaan. Pertentangan itu bisa terjadi antar-hukum adat lama dengan hukum agama. Misalnya di Jawa, pada zaman dahulu acara perkawinan dilakukan melalui upacara adat tanpa ijab dan kabul. Namun menurut hukum Islam, syarat sah perkawinan adalah ijab dan kabul. Pertentangan tersebut berakhir dengan akomodasi, yakni dengan tetap menggunakan kedua-duanya. Seperti masih kita lihat, upacara perkawinan di Jawa dilakukan dengan menggunakan upacara keagamaan, baru kemudian dilakukan upacara adat. Walaupun saat ini banyak yang tidak lagi menggunakan upacara adat, tetapi masih ada penduduk yang lain yang bisa kita lihat adalah pertentangan antar-suku di Sambas, pertentangan antar-suku atau kelompok telah menimbulkan berbagai perubahan sosial, seperti perubahan pola hubungan, struktur masyarakat, dan perubahan-perubahan lain. Per-tentangan tersebut dapat diselesaikan melalui berbagai cara baik internal kesukuan, maupun melalui mediator yang dapat menyatukan kembali persepsi mereka mengenai arti penting persaudaraan dalam sistem kemasyarakatan. Begitu pula konflik antara Indonesia dan Malaysia telah menimbulkan banyak perubahan, seperti halnya pada peta Indonesia yang kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan, atau masalah terbaru yang menyangkut Ambalat yang berpengaruh pada peningkatan penjagaan keamanan RI di RevolusiRevolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat karena adanya dorongan-dorongan dari situasi dan sistem yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Faktor penggerak revolusi adalah keinginan masyarakat itu sendiri yang menghendaki tatanan baru, karena menganggap sistem lama sudah tidak sesuai dengan harapan mereka. Perubahan besar-besaran atas suatu yang mendasar terjadi dan berpengaruh pada sendi-sendi kehidupan masyarakat. Revolusi industri di Eropa pada abad XVIII telah menyebabkan perubahan sosial budaya, seperti industri, munculnya kelas buruh, imperialisme, dan kapitalisme. Secara umum, syarat-syarat terjadinya revolusi adalah sebagai keinginan bersama untuk melakukan perubahan sistem atau tatanan yang menyangkut kehidupan pemimpin, baik perorangan maupun kelompok yang menjadi motor penggerak simbol persatuan yang dianggap mampu menjadi wadah aspirasi tujuan yang tegas, yakni mengubah tatanan yang ada dengan tatanan baru yang menjadi harapan momentum atau waktu yang sangat sulit dilakukan dalam situasi masyarakat yang stabil dan mendukung situasi yang dialami. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan revolusi yang sangat tepat, karena keadaan dan masyarakat sudah matang untuk mendukungnya. Jepang sudah kalah, sementara bangsa Indonesia telah mempersiapkan segala persyaratan sebuah negara melalui sidang BPUPKI maupun PPKI. Di samping itu, kalangan muda progresif mendesak untuk segera dilaksanakan proklamasi yang sebenarnya juga adalah kehendak seluruh rakyat Indonesia. Proklamasi itu sebagai upaya revolusi terhadap tatanan negara Indonesia yang saat itu terjajah, membentuk NKRI yang Faktor EksternalFaktor eksternal merupakan faktor-faktor yang terdapat di luar masyarakat yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Yang termasuk dalam faktor eksternal yaitu lingkungan alam, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat Lingkungan AlamLingkungan alam yang mengalami perubahan baik karena faktor gempa bumi atau faktor alam lainnya dapat mengakibatkan perubahan sosial pada masyarakat. Sebagai contoh, kita bisa melihat bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Sumatera Utara 26 Desember 2004, telah mengakibatkan penurunan jumlah penduduk secara drastis. Keadaan setelah bencana mengakibatkan perubahan sosial budaya, baik terhadap masyarakat yang kembali ke kampung halaman, maupun masyarakat yang menetap di pula gempa bumi Jogjakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 yang disusul gempa bumi Pangandaran dan Cilacap, Sulawesi, mengakibatkan terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat. Demikian pula halnya dengan aktivitas Gunung Merapi telah mengakibatkan perubahan sikap masyarakat yang antisipatif terhadap kemungkinan meletusnya Gunung Merapi. Masalah besar yang melanda Porong Sidoarjo, yakni lumpur panas proyek PT Lapindo telah meluluhlantakkan tatanan masyarakat yang memaksa masyarakat untuk mengungsi dan membentuk kebudayaan baru di tempat tinggal yang PeperanganPendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942 sampai 1945 telah menyebabkan perubahan besar dalam struktur masyarakat Indonesia. Dalam skala yang lebih kecil, terjadinya peperangan antar-suku pada masyarakat pedalaman akhir-akhir ini menyebabkan terjadinya perubahan sosial, terutama pada suku yang kalah. Akibat peperangan tersebut, yang rugi adalah mereka sendiri, baik yang menang maupun yang âkalah jadi abu menang jadi arangâ masih relevan untuk diresapi bersama bahwa dampak perang menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang berperang. Kerugian itu meliputi berbagai hal antara lain jatuhnya korban jiwa pada kedua belah pihak, terganggunya aktivitas masyarakat dalam berbagai bidang masyarakat menjadi tidak aman dan tertekan, dan masih banyak lagi kerugian yang lain yang bisa sosial yang bisa terjadi antara lain berkurangnya jumlah penduduk di wilayah konflik, aktivitas masyarakat tidak stabil, keamanan dan kenyamanan terganggu, terjadinya perubahan pada stratifikasi sosial masyarakat, perubahan terhadap sistem pemerintahannya, serta pada tatanan kehidupan sosialnya, dan masih banyak skala internasional, perang antar-negara telah menimbulkan perubahan tatanan masyarakat terutama negara yang kalah perang. Perang-perang yang terjadi belum lama ini adalah antara Amerika Serikat dengan Afghanistan, Amerika Serikat dengan Irak, Israel dengan Hisbullah, dan perang-perang lain, yang menimbulkan ketidakstabilan dunia internasional. Tatanan dunia terguncang dan memperlebar konflik yang melibatkan lebih banyak negara. Akibat perang Amerika-Irak telah mengakibatkan perubahan sosial yang besar dalam masyarakat Irak, seperti tumbangnya rezim Sadam Husain dan dibubarkannya Partai Baad, munculnya perlawanan bergerilya, perpecahan, dan bahkan dapat menimbulkan perang Pengaruh Kebudayaan Masyarakat LainBerkembangnya agama Islam di Indonesia telah menyebabkan perubahan sosial yang sangat luas di kalangan masyarakat Indonesia, terutama pada masa-masa awal perkembangannya. Antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan masyarakat setempat yang masih kuat pengaruh Hindunya mengalami akulturasi tersebut terlihat dari beberapa bangunan yang mencerminkan bentuk perpaduan, sebagai contoh Masjid Agung Banten yang mencerminkan adanya perpaduan tersebut. Masjid Agung Banten struktur bangunannya mencerminkan seni bangunan Meru sebagai ciri utama bangunan Hindu. Tetapi dalam Islam menunjukkan makna baru yang akomodatif. Perubahan tersebut terjadi secara langsung, karena dua kebudayaan tersebut langsung bertemu. Contoh-contoh lain masih banyak, baik di Jawa maupun di luar Jawa yang menunjukkan adanya perubahan sosial dalam samping kontak langsung, pengaruh kebudayaan bisa masuk melalui berbagai macam media baik cetak maupun elektronik, seperti halnya televisi, radio, internet, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya. Melalui media massa, pengaruh kebudayaan Barat dengan mudah masuk ke Indonesia dan menimbulkan berbagai perubahan sosial masyarakat, seperti halnya perubahan perilaku anak muda, gaya berpakaian, gaya bangunan, pola konsumsi, dan lain Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Sosiala. Faktor Pendorong Perubahan1 Kontak dengan Budaya LainSalah satu proses yang menyangkut hal ini adalah difusi. Difusi merupakan proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Proses difusi diikuti terjadinya kontak kebudayaan satu dengan lainnya. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan kepada seluruh umat manusia. Dampak positifnya adalah semakin kayanya khazanah kebudayaan. Difusi terjadi manakala antar-masyarakat saling berhubungan atau melakukan kontak kebudayaan. Proses yang terjadi selalu dua arah, yang biasanya disertai dengan modifikasi atau perbaikan dan perubahan model. Difusi merupakan suatu proses selektif, di mana tidak semua unsur budaya diterima masyarakat lain. Dalam hal agama dan kebudayaan, difusi bisa berwujud asimilasi. Sebagai contoh, bangsa Arab menerima kemajuan ilmu pengetahuan Eropa, tetapi mereka menolak agama Sistem Pendidikan Formal yang MajuPendidikan mengajarkan berbagai macam kemampuan. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana berpikir secara ilmiah. Pendidikan merupakan sarana penyampaian kebudayaan baru yang paling besar. Hampir semua perubahan besar berasal dari lingkungan pendidikan. Semakin maju sistem pendidikan, semakin cepat pula terjadi perubahan sosial dan budaya masyarakat tersebut. Sebagai contoh yang bisa diamati antara lain gerakan demonstrasi mahasiswa yang berpengaruh pada masyarakat untuk ikut serta secara massal yang membawa perubahan di dalam kehidupan sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan kehidupan masyarakat lebih demokratis, sistem pendidikan formal yang maju berpengaruh pada tingginya tingkat pendidikan masyarakat dan dengan tingginya pendidikan memungkinkan adanya discovery dan Sikap Menghargai Hasil Karya Orang LainSikap menghargai hasil karya orang lain adalah sikap yang perlu dikembangkan dalam masyarakat. Apabila sikap tersebut melembaga di masyarakat maka akan mendorong usaha-usaha penemuan baru. Sebagai contoh hadiah Nobel merupakan pendorong terciptanya hasil-hasil karya yang baru. Dalam hal apapun penghargaan akan memunculkan motivasi yang lebih tinggi kepada seseorang untuk lebih berprestasi atau akan mendorong setiap orang untuk melakukan hal yang lebih Sikap ToleransiToleransi antar-sesama manusia atau antar-kelompok masyarakat merupakan sikap arif yang harus dilembagakan dalam rangka menciptakan tatanan masyarakat yang dinamis. Toleransi adalah sikap yang menghormati ide-ide, gagasan, maupun hasil karya orang lain, atau masyarakat lain. Suatu pekerjaan yang asing bagi kita, jangan langsung divonis sebagai kegiatan yang salah. Tetapi perlu dilakukan komunikasi untuk saling memahami dan menghargai, sehingga bisa melahirkan kebudayaan baru yang lebih maju. Gagasan orang lain perlu dihargai agar terus berkembang tanpa adanya cemoohan orang Sistem TerbukaSistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Dalam hal ini memungkinkan seseorang untuk menaikkan kedudukan sosialnya karena ada rasa tidak puas atas kedudukan sosialnya sendiri. Keadaan ini disebut dengan refleksi, politik isolasi menutup diri Jepang pada masa kekuasaan Shogun Tokugawa 1638-1854, telah membawa kemunduran bangsa Jepang. Tetapi setelah Jepang membuka diri dan menerima banyak pengaruh dari kebudayaan asing, Jepang berhasil menjadi negara termaju di Asia, bahkan negara terkecil tersebut pernah menjajah negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara. Oleh karena itu, sistem terbuka sangat mendorong terjadinya perubahan Penduduk yang HeterogenHeterogen artinya bermacam ragam. Indonesia adalah bangsa yang masyarakatnya heterogen, yakni bermacam-macam suku bangsa, agama, adat-istiadat, dan sebagainya. Penduduk yang heterogen sangat mempercepat proses perubahan sosial budaya, sebab pertemuan antar-penduduk yang bervariasi menyebabkan terjadinya pertukaran sosialitas dan budaya yang semakin cepat. Misalnya seni membuat patung di Bali sangat banyak dikembangkan di Jogjakarta. Kesenian di layar televisi sering memperlihatkan acara campuran dua kesenian yang diformat menjadi satu, misalnya ketoprak Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang KehidupanKetidakpuasan yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat memungkinkan terjadinya suatu revolusi. Individu maupun masyarakat kadang merasa tidak puas dengan situasi yang ada. Secara positif kekurangpuasan masyarakat akan mendorong mereka untuk menemukan cara-cara baru yang mereka anggap lebih baik. Misalnya ketidakpuasan melihat teknologi pengairan, kemudian ia mengembangkan sistem irigasi yang modern. Tetapi apabila kekurangpuasan masyarakat karena kekecewaan terhadap suatu sistem, maka bisa menimbulkan sebuah revolusi maupun pemberontakan. Sebagai contoh, gerakan demonstrasi besar-besaran pada tanggal 20 Mei 1997 karena ketidakpuasan terhadap sistem Orba telah membawa perubahan sosial dan politik di Orientasi ke Masa DepanDalam suatu masyarakat yang future oriented dalam segala bidang kehidupan, maka karakteristik masyarakatnya selalu ingin maju dan menjadi yang terbaik. Di Asia, Jepang memiliki orientasi masa depan yang lebih besar daripada negara-negara Asia lainnya, sehingga Jepang senantiasa terus belajar dan melakukan perubahan-perubahan yang berarti. Sebagai contoh yang bisa diamati, Jepang selalu berusaha menciptakan/melakukan inovasi dalam bidang otomotif. Dan produk ini menjadi salah satu sumber pendapatan untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi Jepang yang sempat terpuruk pasca pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, dan akhirnya membawa Jepang menjadi negara industri terbesar di Asia dan membawa pengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi, politik yang lebih baik/mapan. Begitu pula negara adikuasa, Amerika Serikat sangat future oriented, menjadi negara yang superpower, sehingga berbagai cara dilakukannya, meskipun cara-cara yang mereka tempuh terkadang melanggar hak asasi manusia. Karena orientasi itulah maka Amerika Serikat senantiasa melakukan perubahan-perubahan dan menerapkan kebijakan-kebijakan baik nasional maupun Orientasi NilaiMasyarakat yang memiliki orientasi nilai dalam proses sosialitasnya, maka dalam masyarakat tersebut akan tampak usaha-usaha pembentukan nilai-nilai yang lebih baik. Terbentuknya nilai baru yang lebih baik sebagaimana mereka harapkan adalah tujuan mereka. Dalam konsepsi ini, sangat jelas bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya dalam suatu tatanan nilai yang Faktor Penghambat Perubahan SosialDi samping adanya faktor-faktor yang mendorong perubahan sosial, maka sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menghambat. Ada beberapa indikator yang merupakan faktor penghambat proses perubahan sosial, yaitu sebagai Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat LainKehidupan terasing menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat yang lain. Masyarakat yang hidup di daerah pedalaman dan sulit tersentuh oleh dunia luar merupakan faktor penghambat perubahan sosial. Mereka cenderung menutup diri dari berbagai perubahan yang berlangsung dinamis. Dampaknya, mereka tetap primitif atau sederhana dalam kehidupannya. Di Indonesia masih banyak daerah-daerah pedalaman yang cenderung tertutup terhadap dunia luar. Sebagai contoh yang dapat diamati antara lain suku Badui dan masyarakat Kampung Naga. Kondisi geografis Kampung Naga yang terletak di suatu lembah dan jauh dari kota, sarana, dan prasarana transportasi yang tidak memungkinkan membuat masyarakat kurang berhubungan dengan masyarakat lain sehingga masyarakatnya cenderung primitif/sederhana. Contoh yang lain adalah daerah pedalaman Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang TerlambatPada kasus Jepang, tidak ada istilah keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan, karena mereka selalu mengikuti perkembangan mutakhir, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan apapun yang notabene lebih banyak dari Eropa, maka Jepang selalu mengikutinya. Dalam hal itu, pemerintah Jepang selalu menerjemahkan buku-buku asing terbaru ke dalam bahasa Jepang, sehingga semua orang Jepang dapat mengakses ilmu pengetahuan yang baru. Tetapi dalam kasus Indonesia, tampaknya hal tersebut belum tampak, sehingga tidaklah salah apabila pemerintah Indonesia juga meniru kebijakan pemerintah Jepang, yakni dengan menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan terbaru ke dalam bahasa Indonesia, sehingga semua orang Indonesia dapat mengaksesnya. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat atau ketinggalan oleh negara-negara lain akan selalu menjadi fenomena umum bagi negara Sikap Masyarakat yang Sangat TradisionalSuatu sikap yang sangat mengagungkan tradisi dan masa lampau serta menganggap bahwa tradisi secara mutlak tidak dapat diubah, menghambat jalannya proses perubahan. Terlebih lagi bila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif. Contoh nyata dapat dilihat langsung pada masyarakat pedesaan. Di sana, masyarakat cenderung bersifat tradisional, terutama di kalangan petani. Meskipun sudah masuk teknik-teknik dan sarana pertanian yang modern, namun hanya terbatas saja para petani yang mau menggunakan cara-cara modern. Kebanyakan mereka tetap menggunakan pola lama, dengan menggunakan cara-cara tradisional, seperti membajak sawah yang tetap menggunakan kerbau, teknik pemanenan yang masih manual, pemupukan, dan cara-cara lain yang masih bersifat tradisional. Sikap-sikap yang demikian tentunya menghambat proses perubahan sosial karena mereka cenderung Status QuoMasyarakat atau kelompok yang merasa sudah mapan dengan keadaan yang ada berusaha menghambat terjadinya suatu perubahan. Sebab mereka merasa telah berada pada posisi yang menguntungkan, sehingga apabila terjadi perubahan, mereka akan takut tersisih. Misalnya, terdapat ketua suku yang tidak menerima perubahan pemerintahan di daerahnya sesuai bentuk pemerintahan RI karena khawatir kalau posisinya akan tergeser oleh orang lain. Hal ini berarti adan kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests. Termasuk ketika revolusi kemerdekaan 1945, di samping ada pihak-pihak yang revolusioner, tetapi ada juga pihak-pihak yang tidak menghendaki adanya proklamasi. Mereka yang anti-kemerdekaan adalah mereka yang menikmati sistem yang diterapkan oleh pemerintah kolonial, sehingga ketika proklamasi mereka menjadi bingung dengan nasib Perasaan TakutSebagian masyarakat mengalami ketakutan setelah terjadinya pengaruh kebudayaan luar akan merugikan kebudayaan yang telah lama mereka pelihara. Karena rasa takut tersebut, maka masyarakat cenderung bersifat tertutup terhadap kebudayaan luar, meskipun kebudayaan luar tersebut juga bercorak positif. Sikap demikian juga telah menghambat proses perubahan sosial di kalangan Sikap AprioriApriori merupakan sikap berprasangka buruk pada setiap unsur asing yang masuk dalam masyarakatnya. Mereka khawatir unsur asing tersebut dapat mempengaruhi budaya mereka. Kelompok masyarakat yang demikian sulit untuk melakukan hubungan dengan kelompok lain. Sikap apriori selalu menyikapi pendapat atau gagasan orang lain atau kelompok lain sebagai hal yang mengancam keberadaan IdeologisSuatu ideologi tertentu sangat anti terhadap ideologi lain yang dianggap berseberangan dengan ideologinya atau bahkan mengancam eksistensinya. Contoh nyata adalah sikap anti-Islam Amerika merupakan faktor penghambat kemajuan ideologi Islam di dunia. Begitu pula ideologi Pancasila yang anti-komunis, dan lain Adat dan KebiasaanAdat dan kebiasaan mencakup sistem mata pencaharian, pembuatan rumah, cara berpakaian dan berperilaku, yang telah terbiasa sedemikian rupa sehingga sukar diubah. Untuk melakukan perubahan adat dan kebiasaan diperlukan waktu yang lama. Sebab adat dan kebiasaan sifatnya telah mendarah daging dalam masyarakat. Adat juga mempunyai nilai historis berupa warisan pendahulunya. Masyarakat yang masih memegang adat dan kebiasaan yang kuat sulit untuk menerima perubahan. Oleh karena itu, dalam konteks ini, adat dan kebiasaan sebagai salah satu penghambat proses perubahan sosial budaya akan selalu terjadi di dalam masyarakat. Keadaan yang membedakan adalah bagaimana perubahan tersebut berjalan. Apakah perubahan tersebut berjalan dengan cepat atau lambat, apakah perubahan tersebut bersifat naik atau turun, perubahan tersebut sebagai proses yang direncanakan atau bukan, ataukah perubahan yang terjadi berpengaruh besar atau kecil bagi kehidupan Bentuk-bentuk Perubahan SosialHampir semua gejala-gejala sosial dalam masyarakat merupakan perubahan sosial. Tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan, dan tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak diciptakan masyarakat. Tidak ada garis tegas yang membedakan perubahan sosial dan perubahan budaya, meskipun fokus pelajaran kita adalah perubahan sosial. Sehingga kalau kita membicarakan perubahan sosial, pasti membicarakan perubahan budaya. Walaupun demikian, dapat saja terjadi sebuah perubahan kebudayaan tidak mempengaruhi perubahan sosial. Misalnya perubahan model pakaian, bentuk kesenian, atau perubahan tari-tarian tanpa mengubah lembaga kemasyarakatan dan sistem sosial yang telah ada. Kesimpulannya adalah bahwa perubahan sosial dan budaya selalu berjalan beriringan. Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk perubahan, yakni sebagai Perubahan Lambat dan Perubahan Cepata. Perubahan Lambat EvolusiPerubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Rentetan perubahan-perubahan tersebut, tidak perlu sejalan dengan rentetan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan. Teori evolusi secara umum digolongkan menjadi beberapa hal sebagai Unilinear Theories of EvolutionTeori ini pada pokoknya berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, bermula dari bentuk sederhana, kemudian kepada bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini antara lain adalah August Comte dan Herbert Spencer. Suatu variasi dari teori tersebut adalah Cyclical Theories, yang dipelopori Vilfredo Pareto, yang berpendapat bahwa masyarakat dan kebudayaan mempunyai tahap-tahap perkembangan yang merupakan lingkaran, di mana suatu tahap tertentu dapat dilalui berulang-ulang. Termasuk pendukung teori ini adalah Pitirim A. Sorokin yang pernah pula mengemukakan teori dinamika sosial dan kebudayaan. Sorokin menyatakan bahwa masyarakat berkembang melalui tahap-tahap yang masing-masing didasarkan pada suatu sistem kebenaran. Dalam tahap pertama, dasarnya kepercayaan, dan tahap ke dua dasarnya adalah indra manusia, dan tahap terakhir dasarnya adalah Universal Theory of EvolutionTeori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evaluasi yang tertentu. Prinsip-prinsip teori ini diuraikan oleh Herbert Spencer yang antara lain mengatakan bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen baik sifat maupun Multilinear Theories of EvolutionTeori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evaluasi masyarakat, misalnya mengadakan penelitian mengenai pengaruh perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian, terhadap sistem kekeluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan, dan ini agak sulit untuk menentukan apakah suatu masyarakat berkembang melalui tahap-tahap tertentu atau tidak. Lagi pula adalah sangat sukar untuk dipastikan apakah tahap yang telah dicapai dewasa ini merupakan tahap terakhir atau masih ada tahap-tahap berikutnya yang merupakan konsekuensi dari adanya gejala kehidupan. Sebaliknya juga sulit untuk menentukan kearah mana masyarakat akan berkembang, apakah pasti menuju ke bentuk kehidupan sosial yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan keadaan dewasa ini, atau bahkan sebaliknya. Karena itu para Sosiolog telah banyak yang meninggalkan teori-teori evolusi tentang masyarakat.b Perubahan Cepat RevolusiRevolusi yakni suatu perubahan sosial yang terjadi secara cepat yang mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok dari kehidupan masyarakat atau lembaga kemasyarakatan serta dikehendaki oleh masyarakat. Revolusi juga disebut perubahan secara besar-besaran dalam aspek yang mendasar. Waktu berjalannya revolusi bukan diukur oleh berapa bulan atau tahun berlangsung, melainkan ditentukan oleh tingkat revolusi yang terjadi. Misalnya, revolusi industri di Eropa abad XVIII, diperlukan waktu berpuluh-puluh tahun untuk melakukan sebuah perubahan dalam bidang industri. Namun perubahan yang terjadi di Eropa tersebut dianggap cepat, karena kita membandingkan dengan perubahan teknologi umat manusia pada masa sebelumnya. Contoh terbaru adalah kudeta militer Thailand bulan September 2006, merupakan perubahan cepat terhadap tatanan pemerintahan Thailand, yang menghendaki cara-cara baru dalam pokok revolusi adalah adanya perubahan yang cepat, dan perubahan tersebut mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu atau tanpa rencana. Ukuran kecepatan suatu perubahan yang dinamakan revolusi, sebenarnya bersifat relatif, karena revolusi dapat memakan waktu yang lama. Misalnya, revolusi industri di Inggris sebagaimana telah disebutkan di atas, di mana perubahan-perubahan terjadi dari tahap produksi tanpa mesin menuju ke tahap produksi menggunakan mesin. Perubahan tersebut dianggap cepat, karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan, hubungan antara buruh dengan majikan, dan revolusi dapat berlangsung dengan didahului oleh suatu pemberontakan rebellion yang kemudian menjelma menjadi revolusi. Pemberontakan para petani di Banten pada tahun 1888 misalnya, didahului dengan suatu kekerasan, sebelum menjadi revolusi yang mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat. Begitu pula dengan revolusi sosial di Brebes, Surakarta, Aceh, dan lain sebagainya didahului oleh suatu gejala-gejala sosial tertentu. Dalam konsepsi ini, suatu gejala sosial dapat dikatakan revolusi apabila memiliki ciri-ciri sebagai keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas tadi menjadi program dan arah tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut terutama sifatnya konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Di samping itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan sesuatu ideologi ada âmomentumâ, yaitu saat di mana segala keadaan dan faktor sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan. Apabila âmomentumâ keliru, maka revolusi dapat Perubahan Kecil dan Perubahan BesarAgak sulit untuk merumuskan masing-masing pengertian tersebut di atas, karena batas-batas pembedaannya sangat relatif. Sebagai pegangan, dapat dikatakan bahwa perubahan-perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung bagi masyarakat. Sebagai contoh pengaruh mode pakaian, tidak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat dalam keseluruhannya karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya, suatu proses industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat. Berbagai lembaga kemasyarakatan akan ikut terpengaruh, misalnya hubungan kerja, sistem kepemilikan tanah, hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat, dan Perubahan yang Dikehendaki dan Tidak DikehendakiPerubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak yang ingin mengadakan perubahan disebut dengan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Agent of change memimpin masyarakat dalam mengubah sistem yang lebih besar ketika bangsa Indonesia menginginkan lepas dari belenggu penjajahan. Para perintis pergerakan merencanakan melalui berbagai organisasi pergerakan, baik politik maupun sosial budaya. Akhirnya kemerdekaan diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Bangsa Indonesia telah berubah dari zaman penjajahan ke zaman yang paling baru adalah keinginan masyarakat mengubah sistem politik di Indonesia pada era Orde Baru. Beberapa kelompok masyarakat memelopori keinginan membentuk sistem pemerintahan yang lebih demokratis. Para pemimpin perubahan agent of change memelopori berbagai gerakan untuk menuntut perubahan melalui berbagai cara. Akhirnya terjadi era reformasi pada tahun 1998, terjadi perubahan sosial politik yang telah direncanakan oleh perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan, merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Apabila perubahan yang tidak dikehendaki tersebut berlangsung bersamaan dengan suatu perubahan yang dikehendaki, maka perubahan tersebut mungkin mempunyai pengaruh yang demikian besarnya terhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki. Bisa saja terjadi, suatu perubahan yang tidak dikehendaki sangat diharapkan dan diterima oleh masyarakat. Demikian pula yang tidak direncanakan misalnya menyangkut adat-istiadat. Di Tapanuli, ada tradisi berupa pembagian hak waris. Menurut tradisi, hanya pihak laki-laki yang berhak mendapatkan warisan. Tetapi karena perkembangan pengetahuan dan pendidikan, masyarakat akhirnya merubah hukum waris adat tersebut. Dalam perubahan yang tidak direncanakan tersebut akhirnya masyarakat secara sadar mengubah hukum adat, dengan memberikan hak waris yang sama dengan keluarga Ciri-ciri Perubahan SosialPerubahan sosial dalam masyarakat mempunyai ciri-ciri yang berbeda, di antaranya adalah sebagai Tidak Ada Masyarakat yang StatisSetiap masyarakat pasti mengalami perubahan baik secara cepat maupun lambat. Ini berarti bahwa tidak ada satupun masyarakat yang diam, stagnan, atau mandek. Meskipun suatu masyarakat tinggal di dalam hutan terpencil, tanpa pengaruh dari luar sama sekali, tetap akan mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena pada hakikatnya manusia memiliki naluri untuk mengubah nasibnya agar lebih baik dan menjadi cita-cita Proses Perubahan Sosial Budaya Bersifat Mata Rantai Merupakan Suatu SistemPerubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga sosial tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan sosial budaya lainnya. Perubahan sistem politik di suatu negara akan mempengaruhi sistem ekonomi. Perubahan sistem ekonomi akan berdampak pada sistem sosial lainnya. Dengan demikian, sangat tidak mungkin untuk menutup lembaga-lembaga tertentu dari pengaruh proses perubahan. Misalnya, pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan perubahan di berbagai bidang dalam kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa suatu perubahan akan menimbulkan perubahan lain yang menyertainya. Sebagai contoh yang dapat diamati, krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 membawa perubahan dalam dunia politik dan Arah Perubahan SosialPerubahan sosial masyarakat bergerak dari kontinum tatanan lama menuju pada tatanan baru sebagai suatu arah perubahan. Pada umumnya, arah perubahan sosial budaya dapat menuju pada hal yang baru sama sekali, atau kadangkala juga kembali pada tatanan lama. Perubahan kembali pada tatanan lama, dapat disebabkan oleh perubahan baru yang tidak sejalan dengan harapan mereka sehingga menghendaki kembali ke tatanan lama. Sebagai contoh, reformasi di Indonesia telah menimbulkan perubahan di berbagai bidang. Namun demikian, ada kelompok-kelompok yang merasa dirugikan oleh proses reformasi, maka mereka mendambakan kembali pada tatanan lama, dan bahkan berusaha mengembalikan kejayaan masa lampau konsepsi perubahan sosial, ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli yang masih sangat relevan untuk dikaji. Beberapa teori perubahan sosial tersebut di antaranya sebagai Teori EvolusionerPerubahan sosial memiliki arah tetap yang dilalui oleh masyarakat. Semua masyarakat melalui urutan penahapan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal menuju perkembangan terakhir. Apabila tahapan terakhir telah tercapai, maka saat itu perubahan evolusioner telah berakhir. Prinsip terpenting dari teori evolusioner adalah tahapan masyarakat berawal dari kelahiran, pertumbuhan, dan Teori SiklusSalah satu penganut teori siklus adalah Arnold Toynbee 1889-1975. Toynbee adalah seorang sejarawan Inggris yang menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian. Kemudian akan melahirkan peradaban baru, dan begitu seterusnya. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa perubahan terjadi secara bertahap, namun setelah sampai pada tahap terakhir yang sempurna, akan kembali lagi ke tahap awal untuk melakukan perubahan selanjutnya. Prinsip utama teori siklus adalah bahwa perubahan sosial diawali dari kelahiran, pertumbuhan, dan kejatuhan. Setelah itu masyarakat akan memulai tahap kelahiran Teori FungsionalTeori ini memandang bahwa setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan menimbulkan perubahan pada bagian yang lain Teori KonflikTeori ini mempunyai beberapa asumsi, antara lainSetiap masyarakat merupakan subjek dari perubahan-perubahan masyarakat pasti mengalami pertikaian dan elemen masyarakat memberikan sumbangan terhadap disintegrasi dan masyarakat hidup berdasarkan pada paksaan yang dilakukan oleh satu anggota masyarakat ke anggota teori di atas, merupakan teori yang paling banyak digunakan para ahli ilmu sosial. Di samping kedua teori tersebut, terdapat beberapa teori arah perubahan sosial, seperti teori fungsional, teori konflik, dan sebagainya. Dari kedua teori yang disajikan di atas, bisa disimpulkan bahwa kebudayaan besar dimulai dari masa pertumbuhan, perkembangan, kejayaan, dan kematian. Kenyataan ini semakin menyadarkan kita bahwa kesombongan beberapa negara besar karena penguasaannya atas ilmu pengetahuan dan teknologi, suatu ketika akan IIIPENUTUPA. KesimpulanPerubahan sosial merupakan perubahan lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial mempunyai ciri-ciri di antaranya tidak ada masyarakat yang stagnan atau statis, sebab setiap masyarakat pasti mengalami perubahan, entah cepat atau lambat, proses perubahan sosial bersifat mata rantai, dan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga sosial tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan sosial budaya lainnya, perubahan-perubahan sosial yang cepat, biasanya mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang sementara sosial memiliki bentuk yang bermacam-macam, yakni perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat, perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang pengaruhnya besar, perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan. Kemudian faktor-faktor penyebab atau sumber perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat faktor internal adalah pertumbuhan penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan conflict, dan revolusi. Sedangkan perubahan-perubahan yang bersumber dari luar masyarakat faktor eksternal yakni lingkungan alam, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan sosial budaya yakni kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan yang maju, sikap menghargai hasil karya orang lain, toleransi, sistem terbuka, penduduk yang heterogen, dan kekurangpuasan masyarakat. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat proses perubahan sosial budaya adalah kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, masyarakat terkungkung pola-pola pemikiran tradisional, perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, sikap masyarakat yang tradisionil, status quo, perasaan takut, sikap apriori, ideologis, serta adat dan proses-proses perubahan sosial meliputi penyesuaian masyarakat terhadap perubahan yang dapat dilakukan dengan cara penyesuaian dari lembaga-lembaga kemasyarakatan, penyesuaian dari individu yang ada di masyarakat, saluran-saluran perubahan sosial, organisasi, disorganisasi, dan reorganisasi. Perubahan sosial ini mengarah kepada apa yang disebut dengan modernisasi. Modernisasi merupakan proses mengubah sikap hidup dan tujuan hidup sesuai dengan tuntutan kehidupan masa kini dalam bentuk perubahan sosial yang terarah, didasarkan pada perencanaan yang menyangkut berbagai SaranDi zaman sekarang, perubahan sosial di dalam masyarakat begitu cepat. Baik berubah ke arah yang positif maupun ke arah yang negatif. Oleh karena itu, sebaiknya jangan mudah terpengaruh dengan perubahan sosial yang berdampak buruk bagi PUSTAKAAhmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta Anggota IKAPI Rineka Bruce. 1972. Sosiologi Suatu Pengantar. Alih Bahasa Sahat Simamoro. Jakarta Rineka Robert 1999. Pengantar Sosiologi Modul 1-9. Jakarta Universitas 1965. Social Change. Tokyo Kogakusho Hasan. 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta Rineka Soerjono. 1984. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Cetakan ke-2. Jakarta Ghalia M. Munandar. 1998. Dinamika Masyarakat Transisi Mencari Alternatif Teori Sosiologi dan Arah Perubahan. Yogyakarta Anggota IKAPI Pustaka Soelamean dan Selo Sumarjan. 1974. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta Universitas Indonesia Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Edisi ke-1. Jakarta Contoh Makalah Perubahan
Hubunganperubahan sosial dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut pembangunan Pembangunan merupakan sebuah perubahan yang direncanakan dan mempunyai tujuan serta periodeisasi yang jelas. Pada dasarnya pembangunan merupakan haruslah bertujuan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
91% found this document useful 11 votes41K views25 pagesDescriptiontuisan ini dibuat semasa mengikuti mata kuliah perubahan sosial budaya, yang berisi resume dari berbagai Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?91% found this document useful 11 votes41K views25 pagesMakalah Perubahan Sosial BudayaDescriptiontuisan ini dibuat semasa mengikuti mata kuliah perubahan sosial budaya, yang berisi resume dari berbagai description
Padabeberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan, budaya dan perubahan sosial. 1. Perubahan peradaban Perubahan adalah keniscayaan, dan perubahan ke arah yang lebih baik tentunya merupakan hasrat dari setiap individu maupun organisasi.
Makalah Tugas Ujian Akhir Semester, Sosiologi PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN Oleh _________________________ Dosen Pembimbing Sri Hadijah Armus MAKALAH DISERAHKAN UNTUK MEMENUHI KREDIT NILAI DALAM TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU ALQURâAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH FUAD INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN KENDARI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dikenal sebagai homo socius dan homo sapiens. Manusia sebagai makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri dan senantiasa berpikir telah melahirkan beragam perilaku. Perlaku masyarakat yang disesuaikan dengan perubahan sosial budaya yang ada. Perilaku terhadap terjadinya perubahan sosial budaya dan usaha meyikapinya sangatlah beragam. Selain itu peristiwa-peristiwa di bidang politik dan ekonomi yang telah terjadi dari dulu hingga sekarang, tidak terjadi secara tersendiri. Akan tetapi, peristiwa-peristiwa tersebut terkait erat dengan perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat. Kata perubahan merupakan kata yang tidak asing di telinga kita. Mengapa sesuatu harus berubah? Salah satu tujuannya, yaitu menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan change merupakan sebuah dimensi budaya yang pada umumnya menyertai perubahan bentuk lain juga. Sampai saat ini, belum ada definisi khusus yang menjelaskan konsep perubahan, apakah perubahan tersebut timbul karena kejenuhan terhadapat suatu hal atau karena timbulnya faktor lain. Hal yang pasti kita tahu, perubahan tersebut bersifat dinamis. Artinya, perubahan akan terus terjadi sesuai dengan arah kebutuhan manusia. Perubahan yang dilakukan seseorang atau kelompok menuju ke suatu arah atau bentuk yang berbeda. Kondisi tersebut dapat memperbaiki keadaan atau bahkan semakin memperburuk keadaan. Jenis perubahan yang dilakukan seseorang atau kelompok bergantung pada tujuan perubahan tersebut. Selain itu karena adanya perubahan pasti akan menimbulkan akibat, salah satunya apabila yang terjadi adalah perubahan sosial budaya, pasti yang akan terkena dampaknya adalah masyarakat. Pada umumnya, masyarakat lebih menyukai kehidupan yang biasa, Namun, sebagian dari mereka menolak hal-hal yang baru karena dapat menimbulkan perubahan. Walaupun demikian, pada akhirnya ada beberapa perubahan yang diterima secara langsung maupun diam-diam. Terjadinya perubahan sosial sebenernya memiliki dua bentuk, yaitu keharmonisan masyarakat social equilibrium, dan disorganisasi disorganization. Keharmonisan masyarakat akan terjadi ketika perubahan sosial sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Adapun disorganisasi terjadi ketika perubahan sosia sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Adapun disorganisasi terjadi ketika perubahan sosial tidak memberikan manfaat bagi masyarakat yang bersangkutan. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Para Sosiolog maupun Antropolog telah banyak mempersoalkan mengenai pembatasan pengertian perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan sosial adalah perubahan pada kelembagaan masyarakat dalam lingkup yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk diantaranya nilai-nilai, pola sikap dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Para ahli pun mengemukakan pendapat mengenai perubahan-perubahan sosial secara definitif, yaitu antara lain 1. William F. Ogburn, mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. 2. Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik. 3. Maclver, peruabahan-perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial social relationships atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan equilibrium hubungan sosial. 4. Gillin dan Gillin, mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena peruabahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. 5. Emile Durkheim, perubahan sosial yang terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. 6. Selo Soemardjan, perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. B. Teori-Teori Perubahan Sosial Para ahli sudah melampirkan tentang prinsip dari bentuk perubahan-perubahan sosial, yakni kecenderungan akan terjadinya perubahan-perubahan sosial pada gejala wajar yang timbul dalam lingkungan manusia. Perubahan sosial terjadi karena adanya suatu unsur tertentu yang berubah pada pola keseimbangan masyarakat, mungkin itu bersifat periodik atau non periodik. Umumnya, perubahan itu merupakan lingkaran kejadian-kejadian. Pitirim berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan bahwa ada suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial, tidak akan berhasil baik. Dia meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut. Akan tetapi perubahan-perubahan tetap ada, dan yang paling penting adalah bahwa lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi. Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisionalitas sosial premier yang mengakibatkan munculnya perubahan. Misalnya, dari aspek ekonomis, teknologis, geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya William F. Ogburn menekankan pada kondisi teknologis. Sebaliknya ada pula yang mengutarakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya pada perubahan-perubahan sosial. Hubungan antara kondisi dan faktor-faktor tersebut harus diteliti terlebih dahulu. Penelitian secara obyektif akan dapat memberikan hukum-hukum umum perubahan sosial dan kebudayaan, disamping itu juga harus diperhatikan waktu serta tempatnya perubahan-perubahan tersebut berlangsung. C. Hubungan Antara Perubahan Sosial Dan Perubahan Kebudayaan Perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan kebudayaan, karena keduanya adalah satu bagian. Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau perbaikan didalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan sangat erat. Meskipun dalam kenyataan dapat kita lihat bahwa perubahan kebudayaan tidak selamanya diikuti oleh perubahan sosial. Sukar untuk menentukan garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan walaupun memiliki definisi yang berbeda Soekanto, 1990, namun perubahan sosial saling terkait dengan didahului oleh perubahan kebudayaan dalam masyarakat yang bersangkutan. Hal yang sama juga berlaku dalam pembahasan-pembahasan mengenai perubahan kebudayaanyang ruang lingkupnya lebih luas dari pada perubahan sosial. Perubahan sosial melekat pada diri suatu masyarakat dengan kebudayaan, karena untuk a. Menghadapi masalah-masalah baru. b. Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris. c. Lingkungan yang berubah Contoh masyarakat desa yang tadinya memiliki rasa solidaritas tinggi terhadap lingkungan seperti rajin gotong royong sekarang nilai-nilai itu telah hilang, mereka menggantikan keberadaan mereka saat gotong royong dengan uang. Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan itu sendiri. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan Davis, 1960. Soemardjan 1982, mengemukan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya berhubungan dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh ketika teknologi semakin maju, banyak masyarakat menggunakan HP. Perubahan sosial terjadi karena globalisasi, maka perubahan kebudayaan juga terjadi dari menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh, kini menggunakan HP. D. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat sangat beragam. Secara umum, bentuk-bentuk perubahan sosial budaya dapat dibedakan sebagai berikut. 1. Perubahan lambat dan perubahan cepat 2. perubahan kecil dan perubahan besar 3. perubahan yang dikehendaki intented-change atau perubahan yang direncanakan planned-change dan perubahan yang tidak dikehendaki unintented-change atau perubahan yang tidak direncanakan unplanned-change. 1. Perubahan lambat dan perubahan cepat Perubahan yang sangat lambat disebut evolusi. Evolusi memerlukan waktu yang lama, di mana terdapat suatu rentetan perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Rentetan perubahan-perubahan yang terjadi oleh penyesuaian diri dari keperluan, keadaan dan kondisi, tidak perlu sejalan dengan rentetan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan. Terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu 1. Unilinier Theories of Evolution manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dari yang sederhana menjadi kompleks pada tahap yang sempurna. 2. Universal Theories of Evolution perkembangan masyarakat yang telah mengikuti suatu garis evolusi tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. 3. Multilined Theories of Evolution menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian. Perubahan yang sangat cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya disebut revolusi. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan. Secara sosiologis, agar suatu revolusi dapat terjadi, harus dipenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain seperti berikut. a. Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. b. Harus ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut. c. Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat. d. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan yang abstrak bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. e. Harus ada âmomentumâ yang tidak boleh keliru untuk melaksanakan revolusi, yaitu waktu yang tepat untuk memulai gerakan revolusi. 2. Perubahan kecil dan perubahan besar Pengaruh perubahan kecil berkaitan dengan perubahan pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Suatu perubahan dalam mode pakaian, misalnya, tak akan membawa pengaruh yang berarti bagi masyarakat secara keseluruhan karena tidak mengakibatkan perubahan dalam lembagalembaga kemasyarakatannya. Pengaruh Perubahan besar membawa pengaruh langsung atau menimbulkan pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Sebagai contoh, suatu proses industrialisasi pada masyarakat agraris, merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat. Berbagai lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terpengaruh olehnya seperti dalam hal hubungan kerja, sistem kepemilikan tanah, hubungan-hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat, dan seterusnya. 3. Perubahan yang dikehendaki intented-change atau perubahan yang direncanakan planned-change dan perubahan yang tidak dikehendaki unintented-change atau perubahan yang tidak direncanakan unplanned-change. Perubahan yang dikehendaki sudah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change atau lembaga kemasyarakatan yang dipercayakan masyarakat sebagai pemimpin dalam mengubah sistem sosial. Cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan social engineering atau sering pula dinamakan social planning. Perubahan sosial yang tidak dikehendaki terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan seperti membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala di lingkungan sekitar. Misalnya, kasus banjir bandang di sinjai, Kalimatan Barat, timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan. E. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Pada umumnya dapat dikatakan bahwa mungkin ada sumber penyebab yang terletak di dalam dan ada yang terletak di luar. 1. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat a. Bertambah atau berkurangnya penduduk Pertambahan penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Misalnya, orang lantas mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan selanjutnya, yang sebelumnya tidak dikenal. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain misalnya transmigrasi. Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan. Misalnya, dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial, yang memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. b. Penemuan-penemuan baru Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur-unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan baru sebagai akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian dari discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alasan atau gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Discovery baru berubah menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru itu. Didalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya kekurangan dalam kebudayaan masyarakatnya. Sebagian orang menerima kekurangan-kekurangan tersebut sebagai hal yang diterima begitu saja. Sebagian orang yang tidak puas dengan keadaan akan tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan tersebut. Mereka inilah yang kemudian menjadi pencipta-pencipta baru tersebut. c. Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu-kelompok, kelompok-kelompok. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui tapi mempunyai fungsi sosial. Banyak timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan perubahan-perubahan. Pertentangan antar kelompok mungkin terjadi pada generasi muda dengan generasi tua. Pertentangan-pertentangan demikian itu kerap terjadi, apabila pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional menuju ketahap modern. Generasi muda yang belum terbentuk kepribadiannya lebih mudah menerima dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi. Keadaan demikian dapat menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Misalnya, pergaulan bebas antara wanita dengan laki-laki, cara berpakaian, atau derajat wanita yang kian sama di dalam masyarakat dan lain-lain. d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mempunyai bnetuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan mulai dari bentuk Negara sampai keluarga batih, mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. 2. Sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia Terjadinya bencana alam mungkin menyebabkan masyarakatnya terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Misalnya, pada waktu dulu masyarakat dulu berburu kini berpindah ke pertanian. Namun ada juga bencana alam disebabkan oleh tindakan manusia itu sendiri. Misalnya, penggunaan tanah yang sembrono tanpa memperhitungkan kelestarian humus tanah serta penebangan hutan yang liar dapat menyebabkan banjir. b. Peperangan Peperangan dengan Negara lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan karena terkadang Negara yang menang akan memaksakan kebudayaannya pada Negara yang kalah. Contohnya adalah Negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia Kedua banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatannya. c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Hubungan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan hubungan dan pengaruhnya secara timbal-balik. Apabila salah satu kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih dapat menimbulkan proses imitasi yaitu peniruan terhadap budaya lain. Mula-mula unsur-unsur tersebut ditambahkan kebudayaan asli namun lambat laun kebudayaan asli diubah dengan kebudayaan asing tersebut. F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan Perubahan sosial budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi itu terdiri dari faktor pendorong dan penghambat yang dapat berasal dari dalam maupun luar masyarakat. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat. 1. Faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan a. Kontak dengan kebudayaan lain Perubahan sosial dan budaya akan berjalan dengan cepat apabila masyarakat sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain melalui proses difusi. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas sampai semua dapat menikmati kegunaannya. Proses yang mempercepat kontak sosial juga dapat terjadi karena akulturasi, namun akulturasi bersifat continue dan memerlukan hubungan dekat. b. Sistem pendidikan yang maju Pendidikan formal sangat penting, karena dengan pendidikan formal masyarakat akan mendapatkan nilai-nilai tertentu untuk menerima hal-hal baru dan berpikir lebih rasional dan ilmiah serta cara pandang terhadap masalah yang lebih obyektif. c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju masyarakat merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru dalam sikap yang sudah terlembaga tersebut. Seperti hadiah Nobel sebagai pendorong untuk menciptakan hasil-hasil karya yang baru. Di Indonesia juga dikenal sistem penghargaan yang tertentu, walaupun masih dalam arti yang sangat terbatas dan belum merata. d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang Masyarakat yang memiliki sikap toleransi cenderung akan mudah menerima hal-hal yang baru, sehingga proses perubahan sosial budaya akan berjalan lebih cepat karena masyarakat sangat toleran dengan perilaku menyimpang. Dalam hal ini dapat berupa penyimpangan positif maupun negatif. Contoh dahulu pekerjaan sopir hanya dilakukan oleh seorang laki-laki, namun sekarang ini masyarakat tidak merasa risih apabila perempuan bekerja sebagai sopir. e. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka Dengan sistem stratifikasi terbuka maka hal itu akan memberikan kesempatan adanya gerak sosial vertical dan peluang yang luas bagi individu untuk meningkatkan diri untuk maju dan berusaha menaikkan status sosial dalam masyarakat. Contoh seorang anak yang terlahir dari keluarga petani miskin, dengan kemampuan secara akademis anak itu mendapatkan pekerjaan yang bagus. Dengan begitu anak itu mampu menaikkan status sosial dirinya dan keluarganya. f. Penduduk yang heterogen Dalam masyarakat heterogen yang memiliki latar kebudayaan, ras dan ideologi yang berbeda akan mudah dan sering terjadi pertentangan yang akan memicu terjadinya perubahan tersebut. Contoh masyarakat di perkotaan di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda-beda kebudayaan. Misalnya Suku Batak, Jawa, Bugis, dsb. Dengan keadaan itu masyarakat sering berinteraksi dan memungkinkan terjadi perubahan. g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu Ketidakpuasan ini baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi dan keamanan akan mendorong masyarakat melakukan perubahan sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan kebutuhan. Contoh masyarakat tidak puas dengan kebijakan ekonomi dari pemerintah, kemudian masyarakat menyampaikan aspirasi terhadap pemerintah melalui DPR. h. Orientasi kedepan Seseorang dalam masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa masa yang akan datang berbeda dengan masa sekarang sehingga masyarakat berusaha menyesuaikan diri baik yang sesuai keinginannya. Untuk itu masyarakat umumnya berusaha melakukan perubahan-perubahan agar dapat menerima masa depan. Contoh sekarang ini masyarakat harus berusaha memperbaiki keadaan ekonomi karena untuk menghadapi krisisglobal. i. Nilai meningkatkan taraf hidup Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya. 2. Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan a. Kurangnya berhubungan dengan masyarakat-masyarakat lain Kehidupan terasing menyebabkan kurangnya perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin akan dapat memperkaya kebudayaannya sendiri. Para warga masyarakat dapat terkekang dengan pola-pola pemikirannya oleh tradisi. Contoh masyarakat suku pedalaman akan sulit mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain karena kurang dan sulit berkomunikasi. b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat Hal ini mungkin disebabkan hidup masyarakat tersebut terasing dan tertutup atau mungkin karena lama dijajah oleh masyarakat lain. Contoh masyarakat kelas bawah sulit mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga pemikirannya kurang terbuka. c. Prasangka terhadap sesuatu yang baru/asing Sikap yang demikian sangat mencurigai sesuatu yang berasal dari barat karena tidak pernah bisa melupakan pengalaman-pengalaman pahit selama penjajahan. Unsur-unsur baru kebanyakan berasal dari barat, sehingga prasangka kian besar lantaran khawatir bahwa melalui unsur-unsur tesebut penjajahan bisa masuk lagi. Contoh sebagian masyarakat masih mempunyai anggapan bahwa munculnya internet adalah salah satu bentuk penjajahan bangsa barat melalui media elektronik. d. Hambatan ideologis Setiap usaha perubahan dalam unsur rohaniah biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideology masyarakat yang sudah menjadi dasar keintegrasian. Contoh masyarakat Minang menganut matrialisme, maka masyarakat akan sulit menerima ideologi baru bahwa derajatnya lebih tinggi. e. Nilai pasrah Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki. G. Proses-Proses Perubahan Sosial Dan Kebudayaan 1. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan Keserasian atau harmoni dalam masyarakat social equilibrium dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana kelembagaan masyarakat yang pokok telah berfungsi dan saling mengisi. Unsur individu secara psikologis merasakan tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap kali terjadi gangguan terhadap keadaan keserasian, maka masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan serta menerima unsur yang baru. Akan tetapi, unsur yang baru dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan dan bila tidak dapat menolaknya karena unsur baru tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, maka berpengaruh pada sikap yang dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya. Norma-norma dan nilai-nilai sosial tidak dapat berfungsi secara wajar. Pengaruh norma dan nilai dari masyarakat sebagai bentuk tolak belakang antara unsur lama dengan baru berdampak pada gangguan yang kontinu, sehingga terjadi kekecewaaan yang tidak berujung pemecahan masalah. Maka perlu ada penyesuaian adjustment untuk mengatasi ketidakserasian tersebut, bila yang terjadi sebaliknya maka dinamakan ketidak penyesuaian sosial maladjustment yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie. 2. Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan seterusnya. Lembaga-lembaga kemasyarakatan menjadi titik tolak, tergantung pada cultural focus masyarakat pada suatu masa yang tertentu. Dengan singkat dapatlah dikatakan bahwa saluran tersebut berfungsi agar sesuatu perubahan dikenal, diterima, diakui serta dipergunakan oleh khalayak ramai, atau dengan singkat mengalami proses institutionalization pelembagaan 3. Disorganisasi disintegrasi dan reorganisasi reintegrasi Disorganisasi adalah suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan, misalnya masyarakat agar dapat berfungsi sebagai organisasi, harus ada keserasian antar bagian-bagiannya. Reorganisasi atau reintegrasi adalah suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan. Suatu contoh adalah norma-norma dalam lalu lintas. Pada umumnya terlihat adanya suatu kecenderungan untuk melanggar peraturan-peraturan tersebut, padahal peraturan bertujuan untuk menjaga keselamatan masyarakat, termasuk pengemudi dan orang-orang yang berjalan kaki. Hal ni paling tidak dapat dijadikan suatu indeks terhadap keadaan sampai dimana disorganisasi masih berlangsung padahal telah ada reorganisasi. Ada unsur-unsur yang cepat berubah, tetapi ada pula unsur-unsur yang sukar untuk berubah. Biasanya unsure-unsur kebudayaan kebendaan lebih mudah berubah daripada unsure-unsurkebudayaan rohaniah. Misalnya, suatu perubahan dalam cara bertani, tidak berpengaruh pada tarian-tarian tradisional. Ketertinggalan kebudayaan juga berarti sebagai jangka waktu antara terjadi dan diterimanya penemuan baru. Atau dipakai untuk menunjukkan pada tertinggalnya suatu unsur lainnya yang berkaitan erat hubungannya. H. Arah Perubahan Direction Of Change Gerak perubahan adalah perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah kepada sesuatu bentuk yang sama sekali baru, atau mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu lampau. Contoh perkembangan industri musik mengalami kemajuan yang luar biasa. Banyak jenis-jenis aliran musik yang kita kenal, mulai dari pop, rock, jazz, hip-hop, punk, dll. Tapi saat ini ada jenis musik baru yang sedang trend di kalangan anak muda Indonesia seperti misalnya The Changcuter. Lagu mereka berjenis rock nâroll yang pernah dipopulerkan Rolling Stone dan mengikuti aksi panggung Mick Jagger dan Jim Morrisson. Akan tetapi lagu mereka rata-rata bertema komedi. Hal tersebut tentu berbeda dengan generasi sebelum mereka yang biasanya bertema sosial dan cinta. I. Modernisasi modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang terarah yang didasarkan pada perencanaan. Pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil. Di dalam proses modernisasi akan muncul disorganisasi pada masyarakat. Hal tersebut akan menjadi masalah penyimpangan terhadap norma dan nilai kemasyarakatan. Dengan demikian sikap dan nilai berpengaruh pada modernisasi dapat menunjukkan manfaat unsur yang baru, dan kesepadanannya dengan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Ada kemungkinan modernisasi bertentangan dengan kebudayaan yang ada dan menggantikan unsur-unsur yang lama. Syarat-syarat suatu modernisasi adalah sebagai berikut 1. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat. 2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi. 3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. 4. Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa. 5. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan dilain pihak berarti pengurangan kemerdekaan. 6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan social planning DAFTAR PUSTAKA Abraham, Sociology, The Study of Human Society. London The English University Press, 1973.
Padapostingan kali ini penulis akan melanjutkan bahasan Makalah Pengaruh Perubahan Sosial dan Budaya Bagi Kehidupan Masyarakat yang termasuk ke dalam Bidang Studi Perkembangan Masyarakat dan Budaya (PMB) yang didalamnya akan dibahas mengenai Pergeseran Nilai | Disintegrasi Sosial | Modernisasi, yang mudah-mudahan bermanfaat buat semuanya khususnya yang sudah mampir silaturahmi dan mau membaca
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul âPERUBAHAN SOSIALâ tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah â tak ada gading yang tak retak â, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan sosial merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan. Perubahan sudah, sedang, dan akan terus terjadi, baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan masyarakat. Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini, perubahan sosial sudah berlangsung sangat pesat, baik itu perubahan yang sengaja direncanakan oleh para Agent of change maupun perubahan yang tidak direncanakan. Terjadinya perubahan social di kalangan masyarakat adalah hal yang wajar yang dialami oleh seluruh masyarakat di dunia. Akan tetapi tidak semua orang mempunyai kesepakatan sama dalam mengartikan proses perubahan sosial. Dalam perkembangannya pun para ahli memperlihatkan perbedaan dalam memahami perubahan sosial. Menurut Thorsten Veblen, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat sangat ditentukan oleh teknologi. Namun demikian, sulit untuk dibantahkan bahwa teknologi sangat memengaruhi sikap dan prilaku manusia. Namun tidak semua perubahan sosial yang terjadi di masyarakat selalu berdampak positif, akan tetapi disisi lain pasti memiliki dampak negatif. Hal ini dapat kita lihat dalam realitas kehidupan masyarakat disekitar kita. Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membahas mengenai perubahan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar. Batasan Masalah Dalam Pembuatan Makalah ini, penulis hanya akan mengulas dan membatasi masalah seputar perubahan sosial. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dari Makalah ini adalah Apakah Pengertian perubahan sosial? Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial? Apakah faktor-faktor terjadinya perubahan sosial? Apakah saluran-saluran perubahan sosial? Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah Untuk mengetahui pengertian dari perubahan sosial. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perubahan sosial. Untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya perubahan sosial. Untuk mengetahui saluran-saluran perubahan sosial. BAB II PEMBAHASAN Pengertian Perubahan Sosial Perubahan Sosial menurut para pakar - Kingsley Davis Perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misal pengorganisasian buruh menyebabkan perubahan hubungan buruh dan majikan. - Mac Iver Perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial social relationships atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan equilibrium hubungan sosial. - Gillin dan Gillin Perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial merupakan gejala pergeseran atau pergantian yang bersifat normal dan universal artinya perubahan itu penting dan pasti terjadi pada masyarakat apapun dan dimanapun sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat. Bentuk-bentuk perubahan sosial Perubahan yang lambat dan cepat - Perubahan yang lambat evolusi adalah perubahan yang biasanya tak terencanakan, terjadi karena masyarakat ingin menyesuaikan dengan kebutuhan, keadaan /kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat . Perubahan yang evolusioner sering tidak dirasakan sebagai perubahan, karena masyarakat telah berhasil menyesuaikan diri secara sempurna terhadap perubahan yang terjadi. - Perubahan yang cepat revolusioner adalah Perubahan ini dapat terjadi tanpa rencana, tetapi dapat pula direncanakan terlebih pergantian secara cepat terhadap berbagai aspek kehidupan yg penting yang mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. 2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar - Perubahan kecil adalah Perubahan yang terjadi tidak membawa pengaruh langsung atau berarti dalam masyarakat Contoh Perubahan mode rambut tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan. - Perubahan besar adalah Perubahan yang terjadi membawa pengaruh langsung atau berarti dalam masyarakat Contoh; Industrialisasi yang pada masyarakat agraris yang akan membawa pangaruh besar dalam masyarakat. 3. Perubahan yang dikehendaki dan yang tidak dikehendaki - Perubahan yang dikehendaki adalah Perubahan yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak yang menghendaki perubahan dalam masyarakat agent of change bisa dari seseorang maupun institusi swasta maupun perubahan masyarakat itu dapat disebut social enginering atau social planning. Perubahan yang sengaja direncanakan itu misalnya disebut dengan istilah pembangunan dan modernisasi. Dalam makalah kali ini kami mengangkat masalah perubahan sosial yang sengaja dilakukan yaitu 1. Razia anak jalanan dan pengamen oleh satpol PP di kawasan Kedungsari, Tegalsari. Razia yang dilakukan oleh aparat satpol PP di kawasan Kedungsari, Tegalsari, Surabaya dapat dikatakan sebagai perubahan yang direncanakan. Hal ini karena razia yang dilakukan di daerah Kedungsari, Tegalsari, Surabaya ini memang merupakan operasi rutin yang sengaja dilakukan dan direncanakan oleh aparat satpol PP untuk menertibkan jalan raya dari adanya pengamen, anak jalanan, serta pedagang kaki lima. Razia ini dilakukan salah satunya guna membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. 2. Tata tertib yang ditetapkan oleh kepala sekolah agar ditaati oleh peserta didiknya dalam sekolahan. Dalam masalah ini kami meneliti peraturan yang di perlakukan oleh pihak sekolah kepala sekolah di MAN Gresik yang diperlakukan oleh kepala sekolah kami golongkan sebagai perubahan yang segaja dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatur peserta didik pada khususnya, serta semua warga yang ada di MAN Gresik 1 pada umumya. Peraturan yang sudah ditetapkan dan diperlakukan itu harus ditaati serta wajib dipatuhi oleh semua waraga MAN Gresik 1, hal ini diperlakukan guna mendidik para generasi muda penerus bangsa agar bersikap disiplin dan penuh tanggung jawab. Diantara peraturan yang diperlakukan dan wajib ditaati oleh peserta didik siswa dan siswi MAN Gresik 1 adalah Datang tepat waktu Tidak boleh membawa HP Seragam harus dimasukkan rapi, dan lain-lain. - Perubahan yang tidak dikehendaki adalah Perubahan ini terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat, akibat yang ditimbulkan ini kebanyakan akibat yang berdampak negatif. Dalam suatu perubahan yang sengaja dilakukan oleh Agent of change, di sisi lain juga banyak kemungkinan menimbulkan perubahan yang tidak dikehendaki. Dalam hal ini kelompok kami mengambil contoh kasus 1. Razia anak jalanan dan pengamen oleh satpol PP di kawasan Kedungsari, Tegalsari. Razia merupakan salah satu bentuk perubahan yang sengaja dilakukan oleh Agent of change Satpol PP. Akan tetapi disisi lain juga menimbulkan perubahan yang tidak dikehendaki, yaitu berupa penolakan-penolakan yang dilakukan oleh golongan pengamen, anak jalanan, serta pedagang kaki lima, penolakan-penolakan yang dilakukan itu sering kali berupa tindakan penolakan yang bersifat anarkis, bahkan menimbulkan korban. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang pengamen yang menjadi incaran petugas satpol PP di kawasan Kedulsari, Tegalsari, Surabaya. Seorang pengamen tersebut melawan petugas satpol PP dengan mengamuk dan melukai salah satu anggota satpol diperiksa di polsek, pelaku mengaku nekat melakukan penusukan lantaran tidak terima digaruk petugas Satpol PP, pasalnya, dirinya baru mengamen dan mendapat hasil Rp 3 ribu saja. Selain itu, dengan banyaknya razia yang dilakukan oleh aparat satpol PP, juga menyebabkan banyak terjadi aksi demo yang dilakukan oleh para pengamen jalanan, anak jalanan, dan pedagang kaki lima. 2. Tata tertib yang ditetapkan oleh kepala sekolah agar ditaati oleh peserta didiknya dalam sekolahan. Peraturan yang ditetapkan oleh kepala sekolah MAN Gresik 1 merupakan salah satu contoh perubahan tang sengaja dilakukan guna mendidik peserta didik agar menjadi individu-individu yang bermoral dan berttanggung jawab. Akan tetapi dikarenakan peraturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah dianggap terlalu ketat dan mengekang para siswanya, sehingga banyak pula para siswa yang melanggar tata tertib tersebut. Terutama dalam hal tata tertib yang tidak memperbolehkan peserta didik untuk membawa HP pada waktu sekolah. Dengan adanya peraturan yang sudah ditetapkan tersebut tidak membuat semua siswa mentaatinya, akan tetapi sekitar 70% dari semua siswa yang menuntut ilmu di MAN Gresik 1 membawa HP secara diam-diam ke sekolahan. Sehingga pada saat terjadi pemeriksaan HP secara mendadak oleh guru BK, para siswa bingung untuk menyembunyikan HP nya masing-masing, bahkan banyak juga dari mereka yang HP nya menjadi korban pemerikasaan HP dan harus disita oleh guru BK. HP yang disita guru BK tadi tidak boleh diambil kecuali yang mengambil adalah orang tua dari siswa yang membawa HP tersebut. Faktor Penyebab Terjadinya perubahan a. Penyebab dari dalam 1. Bertambah/berkurangnya jumlah penduduk dalam jumlah banyak dan dalam waktu ini menyebabkan perubahan dalam struktur dan lembaga kemasyarakatan, seperti pembagian kerja, stratifikasi sosial dll. 2. Penemuan-penemuan baru innovation, proses ini meliputi suatu penemuan baru, adanya unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai oleh masyarakat. Penemuan baru ini dibedakan menjadi § discovery Ă penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat atau gagasan yang diciptakan seorang/beberapa individu. § Invention Ă suatu proses di mana masyarakat telah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru tersebut. 3. Pertentangan konflik di kalangan masyarakat, pertentangan bisa terjadi antara individu kelompok atau kelompok dengan kelompok. 4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi. b. Penyebab dari luar masyarakat 1. Berasal dari lingkungan Alam fisik di sekitar manusia, berupa bencana alam, gempa, banjir, perusakan lingkungan karena ulah manusia. 2. Peperangan. 3. Kebudayaan masyarakat lain/ karena faktor masyarakat lain diluar masyarakat yang bersangkutan,. Perubahan dengan cara demikian biasa disebut akulturasi. l Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan 1. Faktor yang mendorong jalannya proses Perubahan sosial a. Kontak dengan kebudayaan lain. b. Pendidikan formal yang maju. c. Menghargai inovasi. d. Toleransi terhadap penyimpangan. e. Sistem pelapisan sosial yang terbuka. f. Penduduk yang heterogen. g. Orientasi ke masa depan. h. Selalu berusaha yang pantang menyerah guna meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih baik. i. Tidak cepat puas terhadap keberhasilan 2. Faktor yang menghambat Perubahan Sosial a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat. c. Sikap masyarakat yang tradisional. d. Komposisi penduduk yang homogen. e. Takut terjadi goncangan integrasi sosial. f. Prasangka buruk terhadap hal baru/asing. g. Sistem sosial tertutup. h. Kebiasaan/ adat istiadat yang sudah tertanam kuat dalam diri masyarakat tersebut kebudayaan yang sudah mendarah daging. Saluran-saluran Perubahan Sosial 1. Pemerintah 2. Keluarga 3. Organisasi keagamaan 4. Organisasi Pendidikan 5. Organisasi ekonomi 6. Organisasi kesenian 7. Organisasi olah raga 8. Organisasi politik Saluran itu berfungsi agar perubahan dikenal, diterima, diakui, serta dipergunakan oleh masyarakat atau mengalami proses pelembagaan Institutionalization. Dampak dari Perubahan Sosial Perubahan sosial baik itu perubahan sosial yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan pasti terdapat dampak/ akibat yang ditimbulkan. Dampak tersebut bisa dibagi menjadi dua, yaitu dampak positif dan dampak negatif. A. DAMPAK POSITIF PERUBAHAN SOSIAL Memiliki nilai-nilai dan norma-norma baru yang sesuai dengan perkembangan zaman. Memiliki struktur dan hubungan sosial baru yang lebih manusiawi. Memiliki pranata-pranata sosial baru yang lebih memungkinkan mereka memenuhi berbagai kebutuhan hidup sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Menikmati berbagai kemajuan di bidang sosial, ekonomi, politik maupun kebudayaan. B. DAMPAK NEGATIF PERUBAHAN SOSIAL Adanya disorientasi nilai-nilai dan norma-norma. Munculnya konflik baik itu vertikal maupun horizontal. Tidak berfungsinya secara normal pranata sosial yang ada. Terjadinya berbagai kerusakan lingkungan. Munculnya krisis multidimensi sosial, ekonomi, politik, budaya dan keamanan, yang berakibat pada terjadinya proses pemiskinan dan memudarbya legitimasi pemimpin masyarakat politik. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perubahan sosial merupakan gejala pergeseran atau pergantian yang bersifat normal dan universal artinya perubahan itu penting dan pasti terjadi pada masyarakat apapun dan dimanapun sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat. Terjadinya perubahan sosial dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun faktor yang berasal dari luar masyarakat. Seperti hal nya kejadian yang lain apabila terdapat apabila ada sebab yang melatarbelakangi terjadinya suatu kejadian pasti terdapat akibat yang ditimbulkan dari adanya kejadian tersebut. Begitu pula dengan perubahan sosial disamping ada faktor penyebab terjadinya perubahan sosial juga terdapat akibat/ dampak dari perubahan sosial itu sendiri, baik dampak yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. B. Saran Tim Penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Ha ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan Tim Penulis. Untuk itu, Tim Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan Kasih dan Karunia-Nya kepada kita DAFTAR PUSTAKA Narwoko Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Saptono, Bambang untuk SMA Kelas
Dalammakalah kali ini kami mengangkat masalah perubahan sosial yang sengaja dilakukan yaitu: 1. Razia anak jalanan dan pengamen oleh satpol PP di kawasan Kedungsari, Tegalsari. Razia yang dilakukan oleh aparat satpol PP di kawasan Kedungsari, Tegalsari, Surabaya dapat dikatakan sebagai perubahan yang direncanakan.
GFEFCFLZMR]BFLFH ^A^KFC B]DF[F DFH OCABFCK^F^K Gfefcfl khk dksusuh uhtue gmgmhulk Tuofs Tmrstruetur Gftf Euckfl âGftmrk KZ^ dk ^GZ/GTsâDasmh Zmhofgpu 0 Dr. Mtty Rfthfwftk, G. Zd Dksusuh Acml0MRKEA FGFRA 6;Tu`ufh Zmhucksfh........................................................................................2 BFB KK ZMGBFLF^FH...............................................................................> saskfc budfyf dfh ocabfcksfsk...................................................> pmrubflfh saskfc budfyf dfh ocabfcksfsk...................................... pmrubflfh saskfc budfyf dfh ocabfcksfsk.....................................9 BFB KKK ZMH]T]Z.......................................................................................; DFITFR Z]^TFEF....................................................................................6
FkgPEj7. t9xcp1bh0n.pages.dev/302t9xcp1bh0n.pages.dev/185t9xcp1bh0n.pages.dev/64t9xcp1bh0n.pages.dev/152t9xcp1bh0n.pages.dev/411t9xcp1bh0n.pages.dev/523t9xcp1bh0n.pages.dev/103t9xcp1bh0n.pages.dev/147
makalah perubahan sosial dan kebudayaan